31 C
Kudus
Sabtu, September 14, 2024

Kisah Panji Dipentaskan Dalam Pagelaran Wayang Orang Sobokartti

BETANEWS.ID, SEMARANG – Kesenian tradisional tetap abadi di Kota Semarang. Setidaknya itulah yang tergambar dari geliat seni yang tidak pernah berhenti, termasuk di Pagelaran Wayang Orang Cerita Panji di Gedung Kesenian Sobokartti, 24-26 Februari 2023 ini.

Wayang orang adalah wayang yang dimainkan secara hidup oleh manusia, menggantikan media boneka pipih berukir yang terbuat dari kulit hewan (biasanya kulit sapi), yang disebut wayang kulit. Konon, wayang orang pertama diciptakan oleh Sri Susuhunan Hamangkurat I, pada 1731, masa Kerajaan Mataram.

Pada pertunjukan Wayang Orang Sobokartti, Sabtu (25/2/2023) malam, judul yang diangkat adalah “Retna Angraeni.” Nama tokoh dalam judul tersebut adalah bagian dari penggalan kisah Panji. Sang tokoh utama, Panji, bernama panjang Raden Panji Inu Kertapati, adalah seorang pangeran dari Kerajaan Jenggala. Panji juga memiliki sebutan lain, yaitu Kudawaningpati atau Asmarabangun.

-Advertisement-

Baca juga: Thio Haouw Liep, Penjaga Terakhir Wayang Potehi di Semarang

Panji sebenarnya sudah dijodohkan dengan seorang putri dari Kerajaan Kediri, Dewi Sekartaji, atau bernama lain Galuh Candrakirana. Namun Panji jatuh cinta dengan Dewi Anggraeni dan memilih menikahinya.

Sementara tokoh lain, Prabu Klana Sewandana tertarik dengan kecantikan Dewi Anggraeni dan ingin memboyongnya sebagai istri. Prabu Kelana yang tidak tahu bahwa Dewi Anggraeni telah diperistri Panji, akhirnya terlibat pertarungan dengan Panji.

Di bagian lain, Dewi Anggraeni memilih bunuh diri dengan menggunakan keris yang dibawa Brajanata, saudara tua Panji. Mendapati kematian Dewi Anggraeni, Panji marah dan menuduh Brajanata sebagai pelakunya, lalu terjadilah perkelahian.

Di anti klimaksnya, pertengkaran Panji dan Brajanata didamaikan oleh dua saudara tua Panji lainnya. Ayah Dewi Anggraeni meminta Panji harus mengikhlaskan kematian putrinya yang nantinya akan menjadi wahyu kamulyan bagi Panji.

Sang sutradara, Harel Al Zaffar menjelaskan, cerita Panji dalam pewayangan mematahkan India sentris, dengan kisah Mahabharata dan Ramayana. Cerita Panji membawa muatan dan ketokohan lokal nusantara.

Baca juga: Cerita Sang Bima Tarik Banyak Animo Penonton di Wayang On the Street Kota Lama

“Banyak generasi sekarang belum familiar dengan cerita Panji. Tapi cerita Panji sering dibawakan di ketoprak atau drama, sekarang kami membawakannya di pewayangan,” ungkap Harel.

Harel, sutradara muda berusia 23 tahun itu turut ambil peran sebagai salah seorang saudara tua Panji di pertunjukan tersebut. Ia menyebut keterlibatan beberapa seniman senior, seperti Totok Pamungkas. Selain itu ada pula kalangan muda dari sanggar, kelompok kesenian, serta mahasiswa di tiga seri pertunjukan Panji ini. Di antaranya dari Sobokartti, Ngesti Pandawa, Unnes, ISI Solo, dan ISI Yogyakarta.

Editor: Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
144,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER