BETANEWS.ID, KUDUS – Keberadaan tembakau dan industri rokok bagi masyarakat Kudus tidak sekadar industri semata, bahkan melekat sebagai warisan budaya dalam kehidupan masyarakat. Seiring dengan pertumbuhan industri di Kudus, Mutrikah, selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus menjelaskan, bahwa tidak hanya industri hasil tembakau saja yang berkembang di Kudus, namun UKM dan UMKM juga ikut berkembang. Bahkan menurutnya, saat ini juga telah berkembang industri- industri kreatif.
“Seperti batik Kudus yang mengangkat kembali motif-motif batik klasik Kudusan. Jenang kudus yang khas, kuliner khas Kudus seperti Soto Kebo, Sate Kebo, Lenthog Tanjung, kedai kopi dan industri-industri kreatif lainnya juga berkembang,” kata Kepala Disbudpar yang arab disapa Tika itu.
Mengingat Kudus yang sangat erat dengan Kretek, pihaknya akan menggelar Expo bertajuk “Kretek Pulang ke Rumah” di Museum Kretek pada 18-19 Februari 2023 mendatang. Dalam event tersebut, pihaknya menggandeng Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kudus dan Republik Tjangklong Akar Rumput (RTAR).
Baca juga: Ratusan Tukang Ojek Menara Ikut Potong Rambut Gratis yang Digelar Disbudpar dan Ekraf Kudus
Dia juga menjelaskan, bahwa RTAR merupakan komunitas penggemar tembakau yang memiliki jaringan di seluruh wilayah Indonesia. Menurut Tika, salah satu keinginan besar dari komunitas tersebut adalah keingintahuan mereka tentang Kota Kudus yang dikenal sebagai Kota Kretek.
“Tujuan digelarnya acara ini adalah untuk mengenalkan keberadaan Museum Kretek sebagai destinasi wisata dan menunjukkan eksistensi ekonomi kreatif di Kabupaten Kudus. Selain itu juga dapat menjadi sarana untuk mendeklarasikan Creatif Hub Kudus, serta menjadi ajang silaturahmi anggota Komunitas Tembakau Nusantara,” ungkapnya, Selasa (7/2/2023).
Ketua Ekraf Kudus, Valerie Yudistira Pramudya menambahkan, banyaknya member RTAR dari berbagai daerah berpotensi dapat mempromosikan Museum Kretek sebagai tujuan wisata kebudayaan. Selain itu, pihaknya juga dapat mengenalkan potensi Kudus.
“Melihat peluang tersebut, kami kemudian mengambil inisiatif untuk merancang sebuah kegiatan yang dapat memadukan potensi dan peluang yang ada. Lalu muncul ide ini, sebuah gelaran kolaborasi budaya, pariwisata dan gerakan ekonomi kreatif,” terang pria yang akrab disapa Valerie itu.
Dalam rangka meningkatkan potensi ekonomi kreatif di Kudus, Valerie membeberkan, bahwa Ekraf Kudus akan menyediakan stand konsultasi pembuatan logo, packaging dan foto produk secara gratis kepada peserta pameran. Selain itu, juga akan memberikan edukasi tentang pentingnya digitalisasi ekonomi kreatif untuk menunjang pertumbuhan pergerakan ekonomi kreatif di Kudus.
Baca juga: Muria Blues Festival Jadi Ajang Kolaborasi Ekonomi Kreatif di Kudus
“Puncak dari kegiatan ini adalah peluncuran Creatif Hub dan eCatalog Ekraf Kudus. Harapan kami anggota Ekraf Kudus yang memiliki produk sesuai dengan standar dapat mengambil bagian dalam kegiatan ini,” ungkapnya.
Valerie melanjutkan, bahwa kegiatan itu dapat menjadi sarana deklarasi gerakan ekonomi kreatif Kudus. Ia berharap, gerakan tersebut bisa memicu masyarakat dan stake holder lain untuk bergerak menuju Kudus menjadi Kota Kreatif.
Dia juga membeberkan, bahwa pihaknya sudah bertemu langsung dengan Bupati Kudus untuk membahas acara itu. Pemerintah Kabupaten Kudus melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus mendukung kegiatan tersebut.
Editor: Kholistiono