BETANEWS.ID, SEMARANG – Momen Kemerdekaan digunakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menyambangi rumah R Soemardi, pejuang kemerdekaan Republik Indonesia yang tinggal di Jalan Tamtama Raya, Jangli, Tembalang, Kota Semarang, Rabu (17/8/2022). Tiba sekitar pukul 14.30 WIB, Ganjar langsung terlibat perbincangan menarik saat Sormardi menceritakan kisah perjuangan di masa sebelum dan sesudah kemerdekaan.
Meskipun sudah berusia 96 tahun, ingatan Soemardi masih kuat. Pria kelahiran Kampung Jlagran Yogyakarta, 17 Mei 1926 (di data administrasi 1929) itu menceritakan bagaimana ia berjuang dan menjadi bagian dari tentara Indonesia.
“Awalnya saya ikut-ikutan saja. Waktu itu diajak teman, pada masa revolusi fisik, sekitar tahun 1946/47 di Blitar. Waktu itu saya jadi pengawal Pak Mustopo yang bertugas sebagai komando train,” ungkapnya.
Baca juga: Mengenal Trisno Yoewono, Veteran Perang Keturunan Tionghoa yang Dikunjungi Ganjar saat Imlek
Selama di Blitar, Soemardi bertugas dalam bagian perhubungan dan belum mendapatkan pangkat. Saat itu menjadi tentara juga tidak melalui pendaftaran tetapi secara sukarela. Tugas utamanya kala itu adalah melayani perhubungan. Ketika meletus perang melawan penjajah di Jawa Timur, ia ikut menjadi salah satu pembaca sekaligus penyampai sandi atau morse.
“Saya tidak turun langsung berperang, saya menyampaikan morse atau kode mengenai situasi dan perintah dari atasan. Jadi waktu itu perintah yang kami terima tidak dalam tulisan tangan tetapi pakai kode lewat headphone, lalu saya mengetik dan menyampaikan (ke pasukan),” jelasnya.
Beberapa tahun bertugas di Blitar, Soemardi kemudian pulang ke Yogyakarta. Di sinilah ia kemudian diajak oleh saudaranya, Soemaryadi untuk bergabung BKR dan masuk Polisi Tentara (Polisi Militer). Tepatnya saat meletus agresi militer Belanda II. Ia tergabung dalam pasukan yang mendapat tugas meledakkan dinamit di Jembatan Kali Bedog, Kecamatan Gamping, Sleman.
“Saya resminya jadi tentara itu waktu agresi militer II. Pangkatnya Prajurit Dua. Dapat tugas operasi di daerah Gamping,” kata Soemardi.
Sembilan bulan setelah tugas di Gamping, tepatnya Desember 1949, Soemardi mendapatkan tugas mengamankan pelantikan Soekarno menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) di Sitinggil, Kraton Yogyakarta. Pengamanan itu dilakukan untuk menghadapi segala kemungkinan gangguan atau misi penggagalan.
Baca juga: Cerita Detik-Detik Terakhir Ketua PKI Singgah di Semarang Sebelum Ditangkap
“Itu pertama kalinya saya bertemu Bung Karno,” ujar Soemardi yang pensiun sebagai tentara pada tahun 1977 dengan pangkat Letnan Dua.
Sebelum mengakhiri ceritanya, Soemardi balik melempar pertanyaan kepada Ganjar Pranowo. Ia bertanya tentang alasan Ganjar ingin datang berkunjung ke rumahnya.
Mendengar pertanyaan itu, Ganjar mengatakan, kedatangannya ke rumah Soemardi sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada pejuang kemerdekaan yang masih sehat.
Ia mengatakan sejak beberapa hari lalu ia mencari informasi tentang pejuang kemerdekaan yang saat ini masih sehat. Dari beberapa nama yang diusulkan, akhirnya Ganjar memilih untuk berkunjung ke rumah Soemardi.
Menurut Ganjar, mendengarkan cerita dari pejuang kemerdekaan merupakan jamuan yang sangat istimewa. Sebab dari situ semangat untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi lebih baik sangat besar.
“Mendengarkan cerita Pak Soemardi memberikan pengetahuan dan semangat bagi generasi muda dan penerus. Ini lho untuk yang muda-muda agar tahu bagaimana dulu saat berjuang,” pungkas Ganjar.
Editor: Ahmad Muhlisin