BETANEWS.ID, MAGELANG – Suara gemercik air dari aliran sungai langsung menyambut wisatawan saat hendak menuju Candi Gunung Wukir yang berada di Desa Canggal, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Meski berada di perbukitan, tapi para pengunjung seperti tak akan merasa lelah karena sepanjang perjalanan akan disuguhi alam pedesaan yang masih asri dan udara yang tentunya sejuk.
Untuk menuju Candi Gunung Wukir, pengunjung bisa melewati Pertigaan Semen dan ambil arah Jalan Ngluwar. Jarak dari jalan raya pun tak sampai 2 kilometer. Setibanya di dusun setempat, wisatawan harus mendaki dengan berjalan kaki menyusuri jalanan setapak.

Sesampainya di area candi, pengunjung akan dimanjakan dengan bangunan candi yang masih terawat dengan area yang sangat bersih. Tak hanya itu, udara di tempat tersebut juga sangat sejuk sehingga membuat para pengunjung betah berlama-lama di sana.
Baca juga: Candi Losari, Candi Hindu yang Ditemukan di Bawah Tanah
Penjaga Candi Suparman menceritakan, Candi Gunung Wukir merupakan candi tertua di Jawa Tengah yang dibangun pada tahun 654 Saka atau 732 Masehi. Hal itu dibuktikan dengan adanya prasasti yang bertuliskan palawa dan berbahasa sangsekerta terkait pembangunannya. Dengan fakta ini, candi tersebut lebih tua dari Candi Borobudur yangdibangun pada tahun 800 Masehi.
Candi Gunung Wukir dibangun pada saat kepemimpinan Raja Sanjaya di Mataram Kuno dan masih anggota Dinasti Sailendra yang pernah menguasai Jawa Tengah dengan kerajaannya bernama Mataram Hindu.
Candi Gunung Wukir terdiri dari empat bangunan candi. Candi utama dengan tiga candi perwara yang tepat berada di depan candi utama atau candi induk. Masing-masing candi pun menggambarkan jaman kerajaan Mataram Kuno pada saat Raja Sanjaya memimpin. Candi perwara terdiri dari sebelah Utara, Brahma dan sebelah Selatan Wisnu. Semenara candi perwara yang berada di tengah atau tepat di depan candi induk merupakan Siwa.
Baca juga: Menguak Keunikan Candi Ngawen di Magelang, Candi Budha yang Dijaga 4 Singa Misterius
Candi Gunung Wukir ditemukan sekitar 100 tahun lalu atau tepatnya pada tahun 1920.Candi tersebut dipugar pada 1925 sampai 1930. Hingga saat ini, Candi Gunung Wukir tidak bisa dilakukan pemugaran dikarena struktur batu candi tak semuanya ditemukan.
Suparman menceritakan, saat ini candi tersebut masih dijadikan tempat ritual keagamaan. Pada saat sebelum pandemi melanda, Candi Gunung Wukir sangat ramai dikunjungi para pemeluk agama Hindu.
“Bahkan, banyak rombongan pemeluk agama Hindu yang berasal dari Bali datang untuk melakukan ritual keagamaan. Karena Candi Gunung Wukir diyakini menjadi candi Hindu tertua maka sering dijadikan sebagai tempat ritual keagamaan,” pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin