BETANEWS.ID, KUDUS – Di sepanjang jalan perkebunan kopi yang berada di kawasan Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, terlihat puluhun petani kopi berjalan bersama-sama dengan membawa ambengan untuk acara wiwitan kopi yang digelar pada Kamis (23/6/2022).
Setelah semua petani datang, tradisi wiwitan kopi pun dimulai dengan pembacaan doa bersama. Setelah pembacaan doa selesai, para petani mulai membuka ambengan yang mereka bawa dan dimakan secara bersama-sama.
Baca juga : Ini Makna Tradisi Wiwit Kopi yang Dilakukan Petani di Pegunungan Muria
Ambengan yang dibawa tersebut, berisi ayam ingkung, sayuran, tahu, tempe, telur, mi dan nasi. Bagi mereka, acara setahun sekali itu musti dirayakan dengan khidmat dan penuh doa. Karena itu merupakan sarana petani kopi mengucapkan syukur kepada Sang Pencipta atas berkah panen kopi di Lereng Muria.
Ketua Petani Kopi Desa Colo Purbo Wiyanto menjelaskan, wiwit kopi adalah tradisi rutin yang dilakukan satu tahun sekali. Seperti namanya, wiwit artinya memulai yang berarti tradisi sebelum panen kopi.
“Acara ini selalu dilakukan oleh petani kopi Desa Colo sebagai bentuk rasa syukur kami terhadap hasil panen kopi kita tiap tahunnya. Wiwit kopi ini diikuti pulahan petani kopi di Colo,” ujarnya saat berada di Kebun Kopi Mbedagan Ngasem Kembar, Desa Colo.
Untuk rangkaian acaranya, pertama semua petani berkumpul dengan mengajak semua anggota keluarganya dengan membawa ambengan.
“Kemudian nanti berdoa bersama yang dipimpin oleh sesepuh desa, selesai doa bersama baru nanti kita makan-makan. Dan terakhir kita memanen kopi di kebun sekitar sebagai tanda dimulainya panen raya tanaman kopi,” jelasnya.
Baca juga : Melihat Tradisi Wiwit Kopi di Lereng Pegunungan Muria di Masa Pandemi
Purbo melanjutkan, tradisi wiwitan kopi ini biasa diadakan mulai bulan akhir Juni hingga Agustus.
“Kalau hari ini wiwitan kopi bersama petani Colo, tapi nanti biasanya per petani akan mengadakan wiwitan kopi sendiri di kebunya dengan mengajak semua sanak keluarganya,” ujarnya.
Editor : Kholistiono