BETANEWS.ID, KUDUS – Yeti Wahyuningsih siang itu tampak melayani seorang anak kecil yang membeli pizza di depan GKMI Kudus, Jalan KH Wahid Hasim, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Kudus. Sebelum membungkusnya, Yeti memperlihatkan isi pizza di dalam nok yang tertutup, agar pembeli tahu isinya.
Seusai melayani pembeli, Yeti menjelaskan, alasannya berjualan pizza di pinggir jalan karena imbas pekerjaan rias yang digeliutinya sejak 1998 terimbas pandemi. Sejak adanya pandemi itu, banyak pesanan rias yang dikembalikan DPnya karena tidak diperbolehkan ada acara.
Karena tak ada pemasukan, ia lantas memutar otak agar tetap bisa bertahan hidup. Pertama yang ia lakukan adalah berjualan getuk yang tak lama bertahan, karena sepinya pembeli. Kemudian ia mempunyai seorang teman yang produksi pizza, dan ia pun mencoba menjualkannya.
Baca juga: Pizza Pinggir Jalan Ini Harganya Cuma Rp10 Ribu, Rasanya Tak Kalah Sama yang Mahal
“Waktu itu saya coba jualan pizza buatan teman saya. Ternyata banyak peminatnya. Selang beberapa bulan, karena pengantaran jauh, kemudian ia tak mau lagi mengantarkan pizza ini. Lantaran sudah berjalan dan sudah ada pelanggan, jadi tanggung kalau berhenti. Lalu, dorongan suami untuk memproduksi pizza sendiri lah yang membuat saya semangat untuk membuatnya,” bebernya, Sabtu (11/6/2022).
Untuk bahan, Yeti menggunakan bahan-bahan premium, dari tepung, toping pizza, hingga sausnya. Usaha yang berjalan tujuh bulan itu menyediakan berbagai varian pizza, mulai dari pizza sosis, pizza jamur, pizza ayam, dan pizza jagung manis. Menurutnya, yang paling diminati adalah varian pizza sosis.
Yeti juga menjual cukup murah yaitu Rp10 ribu per boks, sehingga dalam sehari ia mampu menjual setidaknya 50 boks.
“Semua kalangan menyukainya, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa,” tandasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin