BETANEWS.ID, KUDUS – Di teras rumahnya yang asri, Solichin Kadar Muhammad terlihat sibuk. Ia mengambil beberapa potongan medium density fiberboard (MDF) berbentuk bulat berdiameter 26,5 sentimeter. Kemudian, papan MDF yang sudah dilapisi cat itu ia gores menggunakan kuas hingga terbentuk sebuah kaligrafi yang indah.
Usai menyelesaikan satu kaligrafi, ia pun sudi berbagi penjelasan tentang karyanya tersebut. Dia mengatakan, saat ini lagi proses membuat souvenir kaligrafi handmade. Menurutnya, hal itu ia tekuni sejak pandemi, karena pandemi makin membuat sulit pelukis seperti dirinya.

Baca juga : Kisah Solichin, Sempat Ditentang Ayahnya jadi Pelukis Hingga Karyanya Dibeli Orang Belanda
“Bisa dibilang ini terobosan agar tetap ada pemasukan. Kita tahu lah order lukisan itu kan datangnya tak menentu. Apalagi masa pandemi, jadi agar dapur tetap ngebul saya harus bikin karya yang sekiranya laku setiap hari,” ujar Solichin kepada Betanews.id, Sabtu (14/5/2022).
Pria yang tinggal di Desa Bakalankrapyak, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus itu mengatakan, membuat souvenir kaligrafi handmade dari limbah MDF sisa produksi sound sistem yang didapatnya dari perusahaan elektronik di Kudus. Dari limbah itu, kemudian ia lukis kaligrafi.
“Ternyata setelah jadi, banyak juga peminatnya. Souvenir kaligrafi handmade saya jual dengan harga Rp 25 ribu per keping,” ungkapnya.
Souvenir kaligrafi handmade itu, kata dia, pembuatannya menggunakan teknik lukisan yang bisa digunakan oleh pelukis Agus Kamal Yogyakarta dan Koeboe Sarawan dari Batu, Malang.
Sejak awal membuat, ia mengaku sudah bikin 1000 keping souvenir kaligrafi handmade. Dari total itu yang masih tersisa ada sekitar 50 keping.
“Ini saja sudah ada yang pesan. Tinggal kirim ke pemesan. Peminat souvenir kaligrafi handmade ini selain orang Kudus juga ada orang dari Pemalang, Bogor, Tangerang, Jogja dan lainnya,” bebernya.
Baca juga : Mengenal Komunitas Perupa Kudus
Dia mengatakan, ke depan ingin ada pengembangan terkait souvenir ini, tidak hanya kaligrafi, tapi juga merambah gambar-gambar penyanyi dalam atau luar negeri dengan sasaran pasarnya yakni kafe.
“Souvenir ini juga nantinya bisa saya lukis gambar para ulama, Sunan atau pun para tokoh bangsa. Sasaran pasarnya pusat oleh-oleh di Kudus,” ungkapnya.
Editor : Kholistiono