BETANEWS.ID, KUDUS – SMP Muhammadiyah 1 Kudus mulai tahun ajaran baru lalu membuka kelas unggulan yaitu sekolah coding. Kelas ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih kelas peminatan pemrograman.
Kepala SMP Muhammadiyah 1 Kudus Ali Zamroni menyebut, kelas coding berawal dari kelas unggulan yang telah dimulai setahun lalu di sekolah tersebut. Sebagai pembelajaran di luar pembelajaran intrakurikuler, kelas ini hanya ada di siang hari dan diikuti oleh kelas VII.
“Peminatnya cukup banyak. Waktu awal saya menargetkan membuka sekelas untuk 32 siswa, tapi ternyata lebih banyak. Ada sekitar 40 siswa yang berminat belajar coding,” katanya, Senin (21/3/2022).
Baca juga: SMP Muhammadiyah 1 Kudus Buka Sekolah Coding, Hartopo: ‘Semoga Lahir Programmer Andal’
Untuk itu, ke depan SMP 1 Muhammadiyah akan mencoba menjadikan kelas coding sebagai mata pelajaran tambahan di kelas-kelas, baik untuk kelas VII, VIII, ataupun IX.
“Tapi dengan porsi berbeda. Kalau yang khusus kelas coding sepekan ada 6 jam pelajaran, kalau di luar kelas khusus hanya 2 jam dalam sepekan,” jelasnya.
Ali berharap, kelas coding ini mampu menumbuhkan minat siswa SMP 1 Muhammadiyah Kudus untuk belajar pemrograman.
“Ke depan semoga bisa membuka dua kelas. Kalau memungkinkan juga semuanya diajari pemrograman sederhana,” tandasnya.
Di sisi lain, Bupati Kudus HM Hartopo menyambut baik adanya kelas coding tersebut. Pihaknya berharap kelas coding ini mampu menciptakan siswa programmer andal dari Kudus.
Baca juga: Bangun Kolam Renang, MI Muhammadiyah 1 Kudus Ingin Cetak Perenang Handal
“Adanya sekolah coding ini saya kira lebih bagus. Membanggakan kita semua Ini menjadi pilot project dan semoga bisa diikuti sekolah-sekolah lainnya,” kata Hartopo.
Meski hanya sebatas ekstrakulikuler di sekolah, pembelajaran coding ini diharapkan bisa diikuti oleh siswa-siswi terpilih. Hartopo meminta sekolah aktif dalam memberikan sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya belajar coding.
“Harapannya dengan ini semua mampu melahirkan anak-anak yang bisa menjadi programmer di Kudus,” tutup Hartopo.
Editor: Ahmad Muhlisin

 
                                    