31 C
Kudus
Selasa, September 17, 2024

Tradisi Dandangan jadi Warisan Budaya Takbenda, Disbudpar Kudus Awalnya Ajukan 25 Tradisi

BETANEWS. ID, KUDUS – Tradisi Dandangan menyambut datangnya Bulan Ramadan di Kabupaten Kudus resmi ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb). Menurut Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Agus Susanto, 2019 lalu ada sekitar 25 tradisi di Kudus yang diusulkan menjadi WBTB.

Dia menjelaskan, proses pengajuan itu dimulai dengan mengajukan proses pencatatan ke Kemendikbud berupa video, narasi, hingga data-data pendukung. Namun, setelah berkali-kali melakukan persidangan, 2021 ini tinggal 2 warisan budaya dari Kudus yang terpilih, yakni Dandangan dan Jamasan Keris Kiai Cinthaka yang merupakan pusaka pribadi Sunan Kudus.

Setelah pencatatan dan disetujui, Disbudpar pun mendatangkan para pakar yang berkaitan dengan Warisan Budaya Takbenda tersebut.

-Advertisement-

Baca juga: Tradisi Dandangan Ditetapkan Kemendikbud sebagai Warisan Budaya Takbenda

“Pakar yang kita datangkan dari pengajar di IAIN Kudus dan dari Yayasan Menara (Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus (YM3SK),” kata Agus, Sabtu (6/11/2021).

Setelah diperdebatkan di forum terbuka, lanjut Agus, tim Kemendikbud yang terdiri dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia dan pakar budaya membuat keputusan penetapan WBTb dari Kudus.

“Kita yang mengajukan sekitar 25 jenis sampai terakhir yang dianggap layak hanya 2. Dandangan dan Jamasan Keris Kiai Cinthaka,” ungkapnya.

Bukan tanpa alasan Dandangan bisa terpilih menjadi salah satu Warisan Budaya Takbenda. Agus menjelaskan bahwa Dandangan memiliki sisi unik karena itu jadi cara Sunan Kudus Syekh Ja’far Shodiq dalam mengumumkan datangnya Bulan Ramadhan kepada para santrinya. Dengan memukul bedug hingga berbunyi ‘Dang Dang Dang’, membuat banyak orang tertarik dan kemudian mengundang orang-orang berkumpul dan banyak pula orang yang memanfaatkannya untuk berjualan.

“Akhirnya malah lebih banyak orang yang berjualan. Itu berlangsung sampai sekarang. Dan itu tidak ada di tempat lain. Kalau keramaian menjelang puasa itu banyak, tapi tidak dimulai dengan pengumuman tabuh bedug. Hanya ada di Kudus saja pengumuman puasa seperti itu,” jelasnya.

Baca juga: Disbudpar Kumpulkan Beberapa Pakar Bahas Kelangsungan Warisan Budaya Kudus

Untuk ke depan, bila keadaan Kudus sudah normal kembali, Agus menjelaskan akan ada tambahan event di Dandangan. Hal ini tak luput dari sinergitas antara Pemkab Kudus, Pemdes setempat, dan pihak Yayasan Menara.

“Misalnya kalau kemarin cukup ada tabuh bedug, nanti ada festival lainnya. Seperti festival terbang papat dengan gamelan Jawa, kemudian ada festival adat Kudusan,” terangnya.

Di samping itu, Agus juga berharap Tradisi Dandangan ini bisa memberikan dampak ekonomi lebih kepada masyarakat.

“Yang berjualan saat Dandangan tidak hanya seperti biasanya, tapi juga produk yang bisa mengangkat UMKM,” tandasnya.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
144,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER