BETANEWS.ID, KUDUS – Setelah mengadakan kegiatan belajar dengan menggandeng pelajar dari beberapa sekolah yang ada di kawasan Kecamatan Jekuli, Museum Patiayam kini menggelar sosialiasi terhadap warga di sekitar museum.
Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Kudus Yusron menyampaikan, kegiatan sosialisasi ini diadakan di halaman Museum Patiayam, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, pada Sabtu (30/10/21).
Baca juga : Koleksi Fosil di Museum Patiayam Disebut Lebih Komplet Dibanding Museum Sangiran
Yusron mengatakan, tujuan adanya kegiatan sosialisasi ini adalah untuk memberikan edukasi tentang potensi Situs Patiayam kepada masyarakat, agar mereka mempunyai rasa memiliki.
“Pastinya tujuannya untuk memberikan wawasan baru kepada masyarakat, agar mereka itu bangga dan punya rasa memiliki karena mereka hidup di lingkungan yang mempunyai banyak sekali fosil dan sejarah,” ucapnya Sabtu (30/10/21).
Selain untuk menumbuhkan rasa memiliki, tak lupa warga sekitar juga diberikan edukasi mengenai penanganan ketika menemukan fosil.
Dalam kegiatan sosialisasi, warga diimbau untuk selalu memberikan barang temuan untuk kepada pihak museum.
“Kami juga memberikan edukasi bagaimana penangan ketika menemukan barang, dan mengingatkan agar setiap temuan, benda sekecil apapun, harus dilaporkan ke pihak desa dan museum. Dan alhamdulillah sejauh ini, warga Terban amanah semua. Semua temuan selalu dilaporkan ke pihak desa,” ujarnya.
Kemudian karena sekarang masih pandemi, dan target yang diundang adalah orang dewasa, maka hanya ada 35 orang yang menghadiri sosialisasi ini.
“Sosialsiasi kali ini memang baru pertama kali dilakukan, jadi kami bekerja sama dengan Kepala Desa Terban untuk mengumpulkan warga, yang sekiranya waktunya luang dan bisa hadir,” ungkapnya.
Baca juga : Kajian Koleksi jadi Cara BPMSP Sangiran Tularkan Ilmu ke Museum Patiayam
Yusron berharap, dengan adanya sosialisasi ini, bisa menggugah hati masyarakat untuk lebih peduli dan punya rasa memiliki terhadap Situs Patiayam, sehingga nanti kalau menemukan sesuatu bisa langsung lapor ke pihak desa.
“Saya berharap, warga tetap bisa kompak seperti ini, jangan tergiur oleh tawaran dari luar. Jadi, setiap ada temuan langsung dilaporkan ke desa. Sehingga temuan fosil tidak rusak, agar bisa ditangani dengan cepat, supaya sejarah purbakala bisa lebih lengkap, dan anak cucu kita ke depan masih bisa tahu dan mempelajari tentang fosil Patiayam,” jelasnya.
Editor : Kholistiono