Krisbiyantoro, Manajer Humas KAI Daop IV. Foto: Kaerul Umam

Waktu menunjukan pukul 13.12 WIB, suara bel kereta api yang hendak berhenti di Stasiun Tawang mulai terdengar. Puluhan penumpang yang turun dan naik tampak bergantian melewati pintu kereta. Sekitar 5 menit berhenti, kereta itu kemudian mulai berjalan meninggalkan stasiun.

Sejumlah orang mengenakan seragam PT KAI tampak di stasiun itu. Satu di antara mereka adalah Krisbiyantoro, Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 4 Semarang. Kris begitu dia akrab disapa, sudi berbagi informasi kepada Tim Liputan Khusus Beta News tentang kondisi jalur kereta Semarang-Lasem yang sudah tidak aktif.

Dia menjelaskan, pihaknya pernah melakukan survei jalur kereta api Semarang-Lasem sudah lama tidak diaktifkan. Dan kondisinya saat ini sudah banyak aset yang hilang. Bahkan 70 persen jalur lama tersebut sudah tidak bisa digunakan sebagai jalur kereta api, karena sudah berubah menjadi pemukiman dan tempat publik.

Sistemnya sewa, tapi dengan tarif yang relatif terjangkau. Untuk tarif bisa nego dan tidak kaku. Sejauh ini banyak yang menyewa lahan milik KAI

Krisbiyantoro, Manajer Humas KAI Daop IV

“Kami menyebutnya (Semarang-Lasem) itu lintas cabang. Dan lintas cabang sekarang banyak yang tidak aktif. Kalau ke arah timur itu bisa melewati Demak, Kudus, Pati, Lasem hingga Rembang. Pernah disurvei, paling cuma 30 persen jalur yang mungkin bisa digunakan,” Kris.

Dia mengatakan, aset PT KAI terbentang luas, terutama di lintas cabang. Di lintas non-operasi tersebut, ada aset tanah yang kini terjadi alih fungsi lahan menjadi area publik dan permukiman warga. Untuk memaksimalkan potensi aset tersebut, PT KAI memberlakukan sewa.

- advertisement -

Status aset tersebut, kata Kris, tak bisa berubah. Aset milik negara tersebut tidak mungkin bisa beralih menjadi kepemilikan pribadi. Sistem sewa menjadi langkah yang dipilih agar aset tersebut bisa dimanfaatkan.

“Sistemnya sewa, tapi dengan tarif yang relatif terjangkau. Untuk tarif bisa nego dan tidak kaku. Sejauh ini banyak yang menyewa lahan milik KAI, ada yang dijadikan hunian, dibuat gudang juga ada,” katanya.

Terkait reaktivasi jalur Semarang-Lasem, pihaknya memperkirakan sebagian besar akan menggunakan jalur baru. Itu tidak lepas dari banyak jalur lama sudah beralih fungsi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini