BETANEWS.ID, KUDUS – Kabupaten Kudus mengalami titik terendah kasus Covid-19 pada April 2021. Sedangkan puncak kasus, terjadi sekitar pertengahan bulan Juni 2021. Hal itu disampaikan Bupati Kudus HM Hartopo saat memberikan pemaparan secara virtual bersama Satgas Covid-19 Pemerintah Pusat di Gedung Command Center Diskominfo Kudus, Jumat (30/7/2021).
“Pada titik terendah, Kabupaten Kudus mengalami kasus aktif mencapai 50 an orang, namun tidak ada yang dirawat di rumah sakit. Sedangkan puncaknya, tepatnya 12 Juni, yaitu kasus covid mencapai 2.342, dengan kasus baru harian mencapai 500. Angka kematian 34 per hari, serta BOR isolasi di semua rumah sakit hampir terisi 100 persen,” paparnya.
Baca juga : Pemkab Banyumas Belajar dari Kudus Terkait Penanganan Covid-19
Kajian melonjaknya kasus Covid-19 tersebut, terjadi ketika terjadinya kerumunan di beberapa tempat menjelang lebaran, sehingga berpotensi abai terhadap prokes. Selain itu, tradisi saling mengunjungi dan silaturahmi ketika lebaran.
“Melonjaknya kasus covid di Kabupaten Kudus, terjadi ketika menjelang lebaran di beberapa tempat, seperti pasar, mal dan tempat ziarah. Selain itu, abainya prokes di masyarakat terjadi ketika tradisi saling mengunjungi dan silaturahmi saat Idul Fitri,” terangnya.
Hartopo juga menyebutkan, jumlah tertinggi desa yang masuk kategori zona merah di Kabupaten Kudus, serta perkembanganya ketika dalam penanganan.
“Untuk diketahui, di Kabupaten Kudus terdapat desa dengan zona merah mencapai 84 desa pada minggu ke-2 bulan Juni 2021. Kemudian, 56 desa pada minggu ke-3 Juni 2021, 27 desa minggu ke-4 Juni 2021, 8 desa pada minggu ke-1 Juli 2021, 2 desa minggu ke-2 Juli 2021. Sedangkan pada minggu ke-3 pada Juli 201, sudah tidak ada desa zona merah,” sebutnya.
Upaya tersebut, merupakan hasil dari penanganan Kabupaten Kudus yang bersinergi dengan pihak terkait.
“Dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Kudus, ada hal penting yang dilakukan. Di antaranya, sinergitas, gotong royong dan patuh prokes. Selain itu, penyediaan tempat isolasi terpusat di tingkat kabupaten hingga desa,” jelasnya.
Selain itu, berbagai langkah yang diambil Hartopo. Seperti mengaktifkan Jogo Tonggo, transparansi data terupdate, pengetatan wilayah hingga tingkat desa dan RT, penerapan PPKM Mikro yang selalu dipantau, menggenjot percepatan vaksinasi yang melibatkan pihak swasta, serta penguatan 3T secara masif.
“Semua itu, tak lepas dari strategi penanganan penyebaran Covid-19 dari hulu dan hilir. Baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek,” pungkasnya.
Baca juga : Ganjar Sebut Penanganan Covid-19 di Kudus Bisa Ditiru Daerah Lain
Sementara itu, Tim Pakar Satgas Covid, Andi Ilham Said memuji langkah Pemkab Kudus dalam penanganan Covid-19. Pihaknya mengatakan, jika langkah konkret Kabupaten Kudus dapat ditiru oleh daerah lain dalam penanganan covid-19.
“Daerah lain juga dapat mengadopsi upaya penanganan Covid-19 dari Pemkab Kudus. Tentunya dengan menjalin sinergi bersama dengan pihak-pihak terkait,” tandasnya.
Editor : Kholistiono