31 C
Kudus
Minggu, Januari 19, 2025

Cerita Nailul yang Tak Pernah Minta Uang Kiriman Saat Nyantri di Ponpes Al-Mawaddah

BETANEWS.ID, KUDUS – Siang itu seorang perempuan muda tampak sibuk di retail Harmoni yang merupakan satu di antara unit usaha milik Pondok Pesantren Entrepreneur Al-Mawaddah Kudus. Perempuan mengenakan hijab biru itu begitu cekatan melayani para pembeli yang datang. Terkadang ia juga sibuk dengan ponsel pintar, yang ternyata untuk merespon para pembeli melalui daring. Dia adalah Nailul Fitria Afifah (22) santri di pesantren tersebut.

Sembari beraktivitas, wanita yang juga mahasiswa IAIN Kudus itu sudi berbagi penjelasan tentang pilihannya nyantri di pesantren tersebut. Saat mendaftar empat tahubn lalu, dirinya memang ingin belajar wirausaha sekaligus belajar agama di tempat asuhan KH Sofiyan Hadi itu.

Seorang wanita sedang memilih sepatu di toko milik Ponpes Entrepreneur Al-Mawaddah. Foto: Rabu Sipan

“Selain masuk perguruan tinggi, saya juga memutuskan untuk nyantri di Ponpes Entrepreneur Al-Mawaddah. Sebab saya tertarik dengan pembelajaran entrepreneur yang ada di ponpes ini. Dari sini, saya bercita-cita ingin jadi pengusaha sukses,” ujar Nailul kepada Betanews.id, Sabtu (1/5/2021).

-Advertisement-

Baca juga: Dibangun di Gulang, NU Center Akan Berisi Ponpes, Perguruan Tinggi, Hingga Rumah Sakit

Warga Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus itu mengatakan, seusai namanya Ponpes Entrepreneur Al-Mawaddah, adalah pondok pesantrean dengan menitikberatkan pelajaran wirausaha. Jadi para santri kayak dirinya selain mengaji Alquran juga diajari dan langsung praktek bisnis. Sehingga hal itu sangat menarik dan tentunya akan berguna bagi dirinya.

“Selain mengaji di Ponpes Entrepreneur Al-Mawaddah, saya bisa belajar langsung mengelola usaha, cara memasarkan dan melayani pelanggan yang baik,” bebernya.

Baca juga: Hastag Santri, Kaus Berkonten Khazanah Pesantren yang Bikin Kangen Nyantri

Keuntungan lainnya, lanjut Nailul, santri juga bisa punya penghasilan sendiri. Karena para santri semua diwajibkan ikut mengelola usaha dan ikut menjual produk dari unit usaha pondok pesantren, istilahnya itu jadi reseller. Dengan begitu, ia dan santri lainnya bisa punya penghasilan, sekaligus bisa merasakan atmosfer dunia usaha secara langsung.

“Bahkan dengan ikut mengelola unit usaha pondok pesantren dan jadi reseller-nya, selama nyantri saya tidak pernah minta uang ke orang tua. Saya bisa punya penghasilan yang cukup untuk penuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan ada lebihnya,” tuntas gadis yang bercita-cita jadi pengusaha sarung tersebut.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER