31 C
Kudus
Sabtu, Januari 18, 2025

Solidaritas Sejawat Alami Kekerasan, Ribuan Perawat di Kudus Kenakan Pita Hitam

BETANEWS.ID, KUDUS – Para perawat yang tergabung dalam Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kudus mengenakan pita hitam saat bertugas. Hal itu, sebagai bentuk simpati atas tindakan kekerasan yang dialami oleh perawat di Rumah Sakit Siloam Palembang, Sumatera Selatan.

Ketua DPD PPNI Kudus Masvan Yulianto mengatakan, pihaknya mengecam tindakan kekerasan terhadap perawat. Ia menilai tindakan tersebut terlalu berlebihan. Untuk itu sebagai bentuk dukungan terhadap perawat, ia bersama perawat lainnya hari ini mengenakan pita hitam dalam bertugas.

Perawat mengenakan pita hitam saat bertugas. Foto: Nila Rustiyani

Baca juga : Hartopo Apresiasi Pembangunan Gedung Nursing Center oleh PPNI Kudus

-Advertisement-

“PPNI Kudus secara keseluruhan mengecam kejadian yang terjadi di Palembang. Total perawat di Kudus ada 2.340 orang. Dan, hari ini kami instruksikan untuk mengenakan pita hitam, sebagai bentuk solidaritas terhadap teman sejawat yang mengalami permasalahan saat memberikan pelayanan kesehatan,” kata Masvan saat ditemui di Puskesmas Tanjungrejo Kudus, Sabtu (17/4/2021).

Untuk diketahui, baru-baru ini seorang pria menganiaya perawat Rumah Sakit Siloam Palembang, viral di media sosial. Dalam video tersebut, tampak seorang laki-laki mengenakan kaus merah dan bertopi putih tampak menjambak rambut seorang perawat dan memukul wajah perawat tersebut. Ada juga beberapa orang terlihat melerainya.Kini sang pelaku sendiri sudah diamankan oleh pihak kepolisian.

Kejadian penganiayaan tersebut, informasinya bermula saat korban (perawat RS Siloam) melakukan pelepasan infus kepada pasien berusia dua tahun yaitu anak dari pelaku penganiayaan. Usai infus tersebut dilepas dan ketika digendong sang ibu, dari bekas infus pasien keluar darah.

Apa yang terjadi pada pasien anak di Palembang, jelas Masvan, pada dasarnya segala kemungkinan bisa saja terjadi. Jika infus dibuka dan bekas infus diberi kapas atau plester, bisa saja plester yang dipasang itu lepas. Hal itu bisa saja terjadi dan menurut Masvan, kejadian tersebut tidak harus ditanggapi dengan kekerasan.

“Saya pikir, kalau ada pendarahan juga tidak terlalu banyak. Aksi dari orang tua sendiri yang terlalu berlebihan. Sampai ada penganiayaan yang luar biasa itu, ” ungkap Masvan.

Pihaknya juga berharap dengan adanya kejadian ini, para perawat bisa instrospeksi diri dalam melaksanakan tugas. Bisa lebih berhati-hati lagi dalam menjalankan tugas profesionalismenya.

Baca juga : Ganjar Minta Polisi Tindak Tegas Pelaku Intimidasi Perawat di Sragen

Begitupun kekurangan-kekurangan saat bertugas memang bisa saja terjadi. Tapi pihaknya kembali tekankan, kekerasan tak perlu sampai terjadi.

“Mungkin memang ada kekurangan-kekurangan dari pihak profesi (perawat). Tetapi mestinya kejadian ini tidak terjadi, sampai dengan adanya penganiayaan, ” pungkasnya.

Editor : Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER