BETANEWS.ID, SEMARANG – Sisa perjalanan Islam di Kota Semarang masih terlihat jelas, salah satunya adalah Masjid Taqwa Sekayu yang berada di komplek Sekayu. Masjid yang berada di belakang gedung Thamrin Square Kota Semarang ini menurut catatan sejarah menjadi masjid tertua di Jawa Tengah.
Berdasarkan catatan sejarah yang dimiliki ketua takmir Masjid Taqwa Sekayu, Masjid Agug Demak dibangun 1420 sementara Masjid Taqwa Sekayu dibangun pada 1413. Atau tujuh tahun sebelum pembangunan masjid Masjid Agung Demak yang notabennya berdekatan dengan pusat pemerintahan Kesultanan Islam di Demak ketika dipimpin oleh Raden Patah.
Ketua Takmir Masjid Sekayu, Achmad Arief (73) mengatakan, berdirinya Masjid Sekayu berawal dari upaya pembangunan Masjid Agung Demak oleh Walisongo yang membutuhkan banyak kayu.
Baca juga: Berburu Pahala di Masjid Kauman Semarang yang Tak Pernah Sepi Saat Ramadan
“Dulunya di sini merupakan tempat pengepul kayu, termasuk kayu yang digunakan untuk membangun Masjid Agung Demak,” jelasnya saat ditemui di lokasi, Sabtu (17/4/2021).
Untuk mempersiapkan pembangunan Masjid Agung Demak, Sunan Gunung Jati mendatangkan kayu-kayu dari berbagai daerah seperti Weleri Kendal, Ungaran, Ambarawa, Solo, Wonogiri, Purwodadi, Grobogan, dan Kedungjati.
“Ketika proses pengumpulan kayu di Sekayu, Sunan Gunung Jati lalu menunjuk seorang muridnya bernama Kiai Kamal untuk mengkoordinir sejumlah kayu yang akan dibawa ke Demak, termasuk membangun masjid di sini,” lanjutnya.
Akhirnya Kiai Kamal berinisiatif membangun masjid dengan tujuan untuk membuat tempat ibadah bagi para pekerja. Masjid tersebut bernama Masjid Taqwa Sekayu.
“Namun berjalannya waktu masjid mengalami pemugaran,” katanya.
Dia menyebut, jika pemugaran Masjid Taqwa Sekayu telah terjadi sebanyak enam kali. Namun, untuk pemugaan pertama hingga pemugaran keempat dia belum mendapatkan dokumentasinya.
Sementara untuk pemugaran ke empat pada tahun 1814 M berupa dinding, papan, tiang dari kayu biasa, genteng untuk atap dari tanah liat. Kala itu, masjid masih terbungkus oleh banyak pepohonan rimbun dan teduh.
Baca juga: Masjid Wali Hadiwarno, Satu Abad Lebih Tua dari Masjid Menara Kudus
Lalu pemugaran ke lima dilaksanakan pada 16 November 1987. Pemugaran ke enam masjid dirombak total namun tetap mempertahankan bagian-bagian utama masjid. Renovasi tersebut dilakukan pada 17 Juni 2006 hingga 21 Juli 2009.
“Jadi total ada enam kali renovasi hingga tahun 2009,” jelasnya.
Sampai sekarang masjid peninggalamn Kiai Kamal sudah mengalami pemugaran sebanyak enam kali. Meski begitu, beberapa bagian masih dipertahankan menjadi keaslian masjid, meliputi Makam Mbah Kiai Kamal, kubah atau mustoko masjid, empat soko tatal yang menyangga masjid, dan pintu depan masjid.
“Keempat bagian itu yang masih asli hingga sekarang meski masjid telah direnovasi lebih modern,” tutupnya.
Editor: Ahmad Muhlisin