31 C
Kudus
Selasa, Januari 21, 2025

Tulenia, Kopi Tulen Khas Pegunungan Muria

BETANEWS.ID, KUDUS – Di Kedai Garden yang berada di Desa Gondangmanis RT 5 RW 2, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus tampak beberapa orang sedang memproduksi Kopi Muria dengan brand Tulenia. Satu di antara mereka adalah Rizqi Aprilianto (31), Owner Kopi Tulenia.

Rizqi, begitu ia akrab di sapa, bersedia menceritakan kisah merintis usahanya tersebut. Dirinya, mengaku terinspirasi dari kakek dan neneknya yang seringkali membuat kopi sendiri yang dicampuri dengan beras dan kelapa.

Tulenia, kopi tulen khas Muria. Foto: Kaerul Umam

Baca juga : Kopi Muria Moelyo, Nikmatnya Cita Rasa Robusta Muria Hasil Olahan Tradisional

-Advertisement-

“Saya ingin resep yang dibuat kakek dan nenek itu bisa dinikmati orang banyak. Kemudian, Januari 2014 saya mulai merintis usaha kopi campuran dengan resep dari kakek. Campuran itu dari beras dan kelapa,” beber Rizqi kepada beranews.id, Kamis (18/3/2021).

Produk kopi pertama buatan Rizqi tersebut diberi nama Kopi Jowo. Namun, ternyata peminatnya tidak terlalu banyak, sehingga hanya bertahan satu tahun.

Meski begitu, ia mencoba agar usaha kopi tersebut bisa tetap berjalan, sehingga akhirnya ia mengganti nama produknya dari Kopi Jowo menjadi Kopi Barokah. Tak hanya nama yang beda, tetapi kopi yang ia produksi juga berbeda kali ini. Untuk Kopi Barokah ini, kopi produksinya murni atau tanpa campuran kelapa dan beras.

“Untuk brand yang baru ini, ternyata juga masih ada kendala, yaitu soal pengemasan yang menggunakan plastik. Ternyata, itu membuat rasa dan aroma kopi berubah setelah tiga bulan dalam kemasan,” ungkapnya.

Tahun 2016, kemudian ia berhenti untuk memproduksi kopi. Ketika tidak lagi produksi, kemudian ia bertemu dan belajar memproduksi kopi dengan Owner Kopi Cilik. Ia banyak mendapatkan pengalaman, yang salah satunya adalah bagaimana cara pengemasan. Yakni, agar kualitas kopi tetap terjaga, pengemasan harus menggunakan bahan alumunium foil.

“Karena masih penasaran dan tertantang untuk terjun di bisnis kopi ini, akhirnya pada tahun 2017 saya beranikan diri untuk membuat izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Nama produknya juga saya ganti menjadi Kopi Tulen,” ungkapnya.

Baca juga : Miris dengan Nasib Kopi Muria, Hikma Munculkan Brand Kopi Muria Wilhelmina

Dia menuturkan, berselang 1 tahun, yakni 2018 dia mengajukan izin halal Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). Dengan perkembangan bisnis Kopi Tulen yang sudah berjalan selama 3 tahun, ternyata juga mengalami kendala lantaran tidak bisa mendapatkan hak paten atau HKI. Karena nama tulen merupakan kata umum yang tidak bisa dimiliki secara pribadi.

“Dengan hal ini, nama harus diganti. Saya berpikir agar tidak merubah secara keseluruhan, jadi saya namakan Kopi Tulenia ini pada tahun 2020 lalu,” tandasnya.

Editor : Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER