BETANEWS.ID, KUDUS – Di tepi Jalan Museum Kretek, Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, tampak sebuah etalase gerobak. Di sampingnya, terlihat seorang perempuan tua sedang melayani para pelanggannya. Perempuan tersebut yakni Sri Widayanti (65) penjual mi lidi.
Seusai melayani pembeli, perempuan yang akrab disapa Atik sudi berbagi kisah tentang usahanya. Dia mulai berjualan mi lidi sejak empat tahun yang lalu. Menurutnya, berjualan itu untuk mengisi hari tuanya dan untuk mencukupi kebutuhan serta terkadang bisa untuk memberikan uang saku untuk cucu-cucunya.
“Ya jualan selain hasilnya untuk cukupi kebutuhan juga untuk mengisi hari tua. Daripada merepotkan anak saya,” ujar Atik kepada Betanews.id, Jumat (1/1/2020).
Baca juga: Selain Digemari Anak-Anak, Mi Lidi Mbah Atik Ini juga Jadi Camilan Favorit Ibu Hamil
Perempuan yang dikaruniai empat cucu itu menuturkan, berjualan mi lidi karena sejak empat tahun yang lalu jajanan itu jadi camilan favorit bagi semua kalangan dan usia. Selain itu, mi lidi yang diambil dari agen itu bisa dibawa dulu dan dibayar setelah barang terjual. Jadi tidak harus modal terlebih dulu.
“Agennya itu teman saya dan masih tetangga kampung. Teman saya itu dulu nawarin agar saya jualan mi lidi di tepi jalan, tidak usah modal, bisa dibawa dan dijual dulu, dan bayar setelah laku. Temanku juga meyakinkanku bahwa mi lidi ini banyak peminatnya, jadi pasti laku. Nah, daripada saya tidak ada kegiatan di rumah, saya pun menyetujui ajakan temanku untuk jualan mi lidi,” ungkapnya.
Benar saja, lanjut dia, sebelum ada pandemi penjualan mi lidi dengan harga Rp 2 ribu per bungkus itu sangat laris. Saat itu setiap berangkat jualan ia membawa sekitar 120 bungkus dan semuanya bisa terjual dalam sehari. Namun, sejak ada pandemi Covid-19 penjualannya turun drastis, dengan tempo waktu yang sama ia hanya mampu jual kurang dari separuhnya saja.
“Sekarang pembelinya berkurang. Jangankan menjual 120 bungkus sehari, separuhnya saja tidak mampu, kok. Sejak ada corona saya hanya bisa jual 50 bungkus sehari itu sudah bagus,” keluhnya.
Baca juga: Tahu Krispi Ririn, Camilan Gurih nan Sedap yang Digemari Segala Usia
Dia menuturkan, menjual mi lidi dengan berbagai varian rasa. Antara lain rasa super pedas, asin pedas, balado, dan jagung manis. Dari empat varian rasa tersebut ada penggemarnya masing-masing. Kalau orang dewasa yang suka pedas biasanya favoritnya rasa super pedas dan pedas asin. Sedangkan anak-anak itu sukanya beli yang rasa jagung manis dan balado.
Dia berharap, selalu diberi kesehatan agar bisa berjualan terus, jualan mi lidinya tambah laris, supaya tidak merepoti anak. Karena bisa cukupi kebutuhan sendiri serta sisanya bisa bantu beri saku cucu. Ia pun berharap semoga dapat bantuan dari pemerintah agar bisa mengembangkan usahanya.
“Harapannya dapat bantuan modal. Sebab saya ingin merambah usaha lainnya yakni jualan gas elpiji untuk para PKL di sekitar Museum Kretek Kudus,” tandasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin