BETANEWS.ID, KUDUS – Plt Bupati Kudus HM Hartopo mengancam akan menutup pangkalan yang memanfaatkan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram dengan menaikkan harga. Ancaman ini dilontarkannya mengomentari kelangkaan gas melon di wilayah Kudus dalam beberapa hari ini.
Jika ditemukan pangkalan menaikkan harga yang tidak sesuai dengan Harga Eceran Tetap (HET) di tingkat pangkalan sebesar Rp 16 ribu, pihaknya tak segan akan menutup dan mengganti dengan yang lebih bertanggungjawab.

“Kalau ada pangkalan yang nakal, langsung diganti. Kasih warning, langsung diganti. Kita harus tegas,” kata Hartopo saat ditemui di Pendopo Kabupaten Kudus, Kamis (28/1/2021).
Baca juga: Dampak Covid-19, Warga Kudus Tekan Pengeluaran Hingga Rp 138,407 Miliar
Pihaknya juga meminta agar Dinas Perdagangan bisa lebih memantau lagi jalannya pendistribusian gas elpiji hingga sampai ke pengguna. Termasuk dalam proses pengisian gas ke dalam tabung yang juga banyak dikeluhkan masyarakat, lantaran banyak yang merasa isinya dikurangi.
“Makanya hal ini harus selalu dimonitoring, Dinas Perdagangan sebagai pengawas harus bisa mengawasi,” kata Hartopo.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kudus Sudiharti mengungkapkan, saat ini pihaknya terus melakukan pengecekan ke beberapa pangkalan. Ia pun merasa kaget jika ternyata ada yang menjual lebih dari harga eceren yang sudah ditetapkan.
“Saat melakukan pengecekan tidak ada laporan resmi. Pangkalan ngomong sesuai dengan itu, Rp 15.500,” kata perempuan tersebut.
Baca juga: Kemendag Dorong Pemkab Kudus Maksimalkan Pemanfaatan SRG untuk Petani
Kemudian untuk penyeragaman harga jual gas elpiji di seluruh wilayah Kabupaten Kudus, Sudiharti belum bisa menjanjikan bahwa hal tersebut bisa dengan mudah direalisasikan. Sebab, dalam penentuan HET perlu ada dasar aturan yang jelas.
“Kan tidak bisa bupati menyeragamkan secara sepihak. Karna kita harus melihat aturan di atasnya. Jangan sampai menyalahi aturan, dalam bupati menentukan kebijakan,” tandasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin