BETANEWS.ID, SEMARANG – Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Mutaalimin, Rembang, KH. Musthofa Bisri (Gus Mus) usul agar para kiai di Jawa Tengah bertemu bahas penanganan Covid-19 di pesantren. Pertemuan tersebut bisa dilakukan secara daring, dan melalui forum-forum kecil terbatas.
Hal tersebut disampaikan Gus Mus saat menjadi narasumber dalam acara Sarasehan Hari Santri yang diselenggarakan Kanwil Kemenag Jateng, Senin (21/12/2020). Acara tersebut memilih tema “Penanganan Covid-19 di Pondok Pesantren”.
Dalam acara tersebut Gus Mus mengatakan, kesadaran bersama untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 harus ditingkatkan. Hal kecil, misalnya mengenakan masker di lingkungan pesantren, adalah kesadaran untuk saling menjaga dari terpapar Covid-19.
“Saya sendiri sudah ke mana-mana dan bicara soal ini. Misal, mereka yang belum mudeng soal pandemi ini, sekarang diajak bareng-bareng. Di sanalah kita adakan pertemuan dengan para Kiai. Mereka kita ajak bicara, baiknya bagaimana,” katanya.
Baca juga: Tambah 557 Kasus Covid-19 di Jateng, Klaster Pesantren Jadi Penyumbang Terbanyak
Dalam kesempatan yang sama, Gus Mus juga menyampaikan, pandemi ini juga mengingatkan kembali kebiasaan baik dulu yang kini sudah tak lagi banyak dilakukan. Dia mencontohkan, di masa pandemi ini jalinan sulaturahmi antara ulama dan umaro justru semakin banyak dilakukan.
“Sekarang melalui daring, ulama dan umaro bisa bertemu dan saling bicara untuk membahas sesuatu. Budaya rembugan dan musyarah ini mestinya bisa dilakukan, bahkan nanti setlah era new normal,” tutur Gus Mus.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga hadir secara daring sebagai narasumber dalam acara tersebut, menyatakan sangat mendukung usulan Gus Mus. Menurutnya, usulan agar para Kiai dan ulama bisa menggelar pertemuan-pertemuan sangat baik untuk dilakukan.
Baca juga: Pesantren di 5 Kabupaten Jadi Klaster Covid-19, Gus Yasin: ‘Jangan Pulangkan Santri!’
Ganjar bahkan siap untuk berkeliling ke enam eks karisidenan atau titik-titik tertentu sebagai ikhtiar untuk berkomunikasi, bertanya, dan mendengar, dengan cara dan perlakuan yang mungkin berbeda.
“Apa yang disampaikan Gus Mus tadi musti kita tindak lanjuti, musyawarah, kita jalan, kita berjalan. Nanti kita keliling kemudian mencatat dan memetakan. Sehingga potensi rawan dapat diketahui dan bisa ditindaklanjuti,” katanya.
Ganjar menyampaikan apabila memang ada ponpes yang musti di-back up, baik secara teknis maupun material, pemerintah menyiapkan jaring pengaman khusus.
Baca juga: Dua Pesantren di Kebumen dan Banyumas Jadi Klaster Baru Penyebaran Covid-19
“Kalaulah ada ponpes yang musti kita back up untuk melakukan tindakan mengganti dari yang sifatnya tatap muka menjadi daring. Kalau ada yang harus dibantu secara material, saya sampaikan ke pemerintah pusat bahwa daerah harus menyiapkan,” katanya.
Editor: Suwoko