BETANEWS.ID, PATI – Aroma harum kopi begitu menyengat yang berasal dari sebuah rumah di Desa Geritan, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Di dalam rumah terlihat seorang wanita sedang merangkai butiran berwarna hitam yang terbuat dari ampas kopi menjadi sebuah gelang. Wanita itu adalah Astri Ekoningtyas (36), Owner X-Coffee.
Di sela merangkai gelang, Tyas bercerita ide awal membuat gelang yang berbahan limbah atau ampas kopi. Ia yang sering melihat ampas kopi terbuang begitu saja, membuatnya tertarik untuk memanfaatkan ampas kopi tersebut.

Baca juga : Di Tangan Ranu, Bonggol Jagung Disulap jadi Kerajinan yang Unik dan Menarik
“Saya sebenernya sudah sering bikin kerajinan. Dan ketika melihat ampas kopi terbuang sia-sia, saya mencoba membuat menjadi gelang ataupun aksesoris lainnya. Tak sekadar aksesoris, tapi juga bisa menjadi aroma terapi. Awalnya sih bikin anting, dan di masa pandemi ini terpikir untuk membuat gelang yang mungkin sering dipakai,” ujarnya.
Tyas melakukan eksperimen menggunakan ampas kopi sejak September 2019, dan mengenalkannya ke masyarakat pada bulan November. Produknya pun mendapat respon positif dari konsumen. Karena hal itu bisa menjadi salah satu cara menikmati kopi bagi yang tidak bisa meminum kopi.
“Untuk gelang, saya kasih nama Gelang Mantan. Idenya, karena ini saya ambil dari ampas kopi yang bisa dibilang dengan barang bekas dan bisa ditafsirkan atau identik sebagai mantan,” ungkapnya.
Ada yang menarik dari proses pembuatan Gelang Mantan, karena dalam tiap butirnya dibacakan selawat. Harapannya, apa yang kerjakan tersebut atau orang yang menggunakannya mendapatkan berkah.
Meski dari ampas kopi, Tyas membuat gelang tersebut dengan formulasi tertentu yang menjadikan gelang tetap solid dan tahan dengan air. Meski begitu, ia sarankan sebaiknya tidak terkena air.
Selain gelang, ia juga membuat kerajinan dari ampas kopi tersebut menjadi berbagai aksesoris. Di antaranya tasbih, jepit rambut, bros, gantungan kunci, anting, dan juga mangkok kecil yang biasa digunakan sebagai display dalam foto biji kopi.
Untuk pemasaran, biasanya ia memanfaatkan media sosial. Selain itu, ia juga menjual karyanya melalui teman-temannya dan reseller yang berada di luar kota. Tak tanggung tanggung, peminat gelang ampas kopi buatannya ada di berbagai kota. Di antaranya Bali, Jakarta, Tulungagung, Jogja, Semarang, dan kota-kota lainnya.
“Waktu itu juga sempat bekerja sama dengan teman saya yang punya usaha kopi. Jadi, modelnya paket jual minuman kopi dan juga bundling dengan gelang yang bisa dibawa pulang ke rumah,” ujarnya.
Baca juga : Di Tangan Agung, Kaleng Bekas Disulap jadi Miniatur Vespa yang Keren
Wanita dengan satu orang anak itu menjual produknya dengan kisaran harga Rp 40 ribu hingga Rp 60 ribu untuk gelang. Kemudian, tasbih panjang ia hargai kisaran Rp 75 ribu, dan untuk aksesoris lainnya seperti gantungan kunci, bros, display mangkok kecil, dan yang lainnya mulai harga Rp 30 ribu.
“Kalau untuk perawatannya cukup mudah, intinya jangan terkena air meskipun ini tahan air. Dan kalau aromanya udah berkurang bisa direcharge lagi dengan essense kopi atapun dengan direndam dengan bubuk kopi tanpa air,” jelasnya.
Editor : Kholistiono