BETANEWS.ID, KUDUS – Siang itu, Sumiatik (44) tampak sibuk di ruang keluarga bersama suaminya. Terlihat suaminya memotong tahu kotak yang sudah digoreng jadi dua. Setelah terpotong, tahu tersebut dibalik serta dalamnya dimasukan adonan bakso. Kemudian oleh Sumiatik, tahu yang dibalik dan berisi adonan bakso itu ditata rapi pada sebuah mika dan diberi label. Itu adalah proses pembuatan tahu walik, camilan yang lagi hits dan diminati.
Sembari beraktivitas, perempuan warga Desa Tergo, Kecamatan Dawe, Kudus itu sudi berbagi kisah awal memproduksi tahu walik. Dia menuturkan, mulai bikin tahu walik sekitar setahun yang lalu. Menurutnya, ide membikin tahu walik itu datang dari putra sulungnya. Saat itu, anaknya yang kuliah di perguruan tinggi swasta di Kudus mengelola kafe kampus.
Kafe tersebut menyajikan kopi, minuman lain dan tentunya juga camilan. Satu di antara camilan yang laris di kafe kampus itu adalah tahu walik, yang dibeli anaknya dari orang lain. Melihat dan merasakan tahu walik tersebut. Muncul gagasan dari anaknya, kalau hanya membuat tahu walik ibunya juga bisa dan tentu dengan rasa yang lebih enak.

Baca juga : Berawal Usaha Pentol Bermodal Rp 15 Ribu, Kini Sumi Sukses Rambah Bisnis Sempolan dan Tahu Walik
Kemudian, lanjutnya, putra pertamanya yang akrab disapa Feri itu, bicara ke padanya, agar Sumiatik bersedia menyuplai tahu walik ke kafe kampus. Toh selama ini Sumiatik sudah andal bikin pentol bakso kojek.
“Pada saat itu anakku meminta agar saya saja yang bikin tahu walik. Kata anak saya, daripada beli dari orang lain, mending beli tahu walik produksi mamanya. Kemudian saya pun menyanggupinya,” ujar perempuan yang akrab disapa Sumi kepada betanews.id, Jumat (28/8/2020).
Perempuan yang sebelumnya sudah punya usaha pentol bakso kojek dan sempolan itu mengatakan, tahu walik itu selain dijual anaknya di kafe kampus, juga dijajakannya di lapak penjualan pentol dan sempolan. Menurutnya, tahu walik yang disajikan dengan saus buatannya itu sangat laris manis dan banyak peminatnya.
“Pentol bakso terbungkus tahu dibalik itu, saat digoreng menjadikannya ada rasa krispinya. Ditambah saus buatan saya dijamin rasanya enak dan melekat di lidah,” ungkapnya.
Menurutnya, penjualan tahu walik saat itu sangat lancar. Hingga ada wabah pandemi menyerang. Seluruh sekolah diliburkan termasuk kampus anaknya kuliah. Saat itu jualan pentol, sempolan, sekaligus tahu walik miliknya sempat berhenti. Dari situ, tuturnya, ayahnya pun meminta anaknya untuk mengajak teman – temannya agar berjualan tahu walik lewat daring.
Lebih lanjut, usulan tersebut disetujui oleh putranya. Gayung pun bersambut, ternyata teman kuliah anak Sumi pun banyak yang mau gabung jualan tahu walik lewat online. Menurutnya, meski ada pandemi pada saat itu pesanan lumayan banyak. Bahkan di Bulan Ramadan lalu orderan sangat melimpah.
“Paling banyak itu saya pernah dapat orderan 80 sampai 100 mika. Kalau sekarang sehari itu dirata – rata kami bisa jual sekitar 30 sampai 50 mika. Setiap satu mika tahu walik kami jual dengan harga Rp 10 ribu, berisi 10 tahu walik dan lengkap dengan sausnya,” beber perempuan yang sudah dikaruniai dua anak tersebut.
Baca juga : Pecel Pakis, Kuliner Legendaris Khas Muria yang Menggugah Selera
Dia mengatakan, saat ini pelanggan tahu waliknya sudah lumayan banyak. Selain sekitar Kudus, ia juga punya pelanggan tetap beberapa kafe di Pati. Ia juga punya beberapa reseller yang ikut menjual tahu walik miliknya di media daring. Tak jarang pula, ia dapat pesanan tahu walik dari teman, tetangga dan para kenalannya.
Dia bersyukur, meski ada pandemi yang mengakibatkan omzet penjualan pentol bakso dan sempolan turun drastis. Namun setidaknya, kata dia, dengan adanya usaha tahu walik ini roda ekonomi keluarga Sumi mampu berputar.
Dia berharap, virus Corona segera hilang. Agar keadaan kembali normal. Bisa jualan pentol bakso, sempolan dan tahu walik seperti sedia kala.
“Semoga usaha kami bisa makin berkembang. Produk – produk kami makin laris manis dan diminati banyak orang,” harap Sumi yang nama usahanya diberi nama Sempolan Tahu Walik Isna.
Editor : Kholistiono