BETANEWS.ID, KUDUS – Di dalam sebuah warung di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, tampak seorang perempuan sedang sibuk melayani para pelanggan. Dia terlihat menyajikan nasi dikasih rebusan daun pakis dan taoge yang disiram bumbu kacang. Perempuan tersebut yakni Aminah (62) yang sudah puluhan tahun jual nasi pecel pakis.
Seusai melayani pembeli, perempuan yang akrab disapa Amin itu berbagi kisah tentang usahanya. Dia mengatakan, jualan nasi pecel pakis di dekat Hotel Graha Muria sudah puluhan tahun. Menurutnya, berjualan pecel pakis itu dilakukannya secara turun temurun. Orang tuanya, bahkan mertuanya, dulunya juga penjual pecel pakis.

“Saya jualan nasi pecel pakis itu sejak 1980. Berarti saya sudah 40 tahun jualan nasi pecel pakis. Kalau usaha ini turun temurun dari nenek moyang. Jadi nasi pecel pakis saya itu dibilang legendaris,” ujar Amin kepada Betanews.id, Sabtu (29/8/2020).
Perempuan yang sudah dikaruniai delapan cucu itu menuturkan, nasi pecel pakis merupakan makanan khas lereng Gunung Muria, dan bisa juga dianggap makanan legendaris. Pakis haji merupakan tanaman jenis paku-pakuan yang banyak didapatkan di tebing-tebing lembab serta tepi sungai di Gunung Muria.
Baca juga: Kulineran Sambil Belajar Budaya Kudus di Warung Kudusan
Puluhan tahun berjualan, lanjutnya, nasi pecel pakis selalu diminati banyak orang. Dengan rasanya yang enak, serta rasa krenyes pakis muda memang selalu menggugah selera. Bahkan, peminatnya tidak datang dari Kudus saja, tapi ada juga yang datang dari Jepara, Pati, Demak, Serta Purwodadi.
Mereka yang mampir ke warungnya itu ada yang sekalian akan berziarah di Makam Sunan Muria. Namun ada juga yang sengaja datang untuk cari nasi pecel pakis. Setelah makan nasi pecel pakis terus pulang.
“Selain orang ziarah, ada juga yang datang dari kota atau daerah lain yang sengaja cari nasi pecel pakis,” bebernya.
Dia mengatakan, sehari berjualan biasanya bisa menghabiskan sekitar 20 ikat tanaman pakis. Tapi pada hari libur atau akhir pekan penjualannya meningkat, sehari bisa menghabiskan 30 ikat pakis.
“Untuk harga nasi pecel pakis itu Rp 10 ribu seporsi,” jelasnya.
Baca juga: Mountain Lake Resto Tawarkan Sensasi Kemah dan Kulineran di Tengah Hutan
Menurutnya, sewaktu ada pandemi dan wisata religi Sunan Muria ditutup, penjualan pecel pakis turun drastis. Dia mengaku, saat ada pandemi warungnya tetap buka meski mengalami penurunan penjualan, tapi ada saja yang datang untuk cari pecel pakis.
“Kini wisata religi sudah buka lagi, penjualan nasi pecel pakis kami juga sudah mulai stabil lagi. Semoga nasi pecel pakis tetap diminati, dan makanan khas Kudus lereng Muria ini tidak punah,” tukas Amin.
Editor: Ahmad Muhlisin