BETANEWS.ID, KUDUS – Terdengar suara aplikasi membaca huruf tampil di layar monitor yang berada di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah, Kudus. Seorang perempuan mengenakan seragam berwarna putih tampak sedang memberi arahan kepada sejumlah tuna netra di sana. Dia adalah Wulan Rahmawati (30), Narasumber Kelas Literasi Tuna Netra dengan pembelajaran komputer.
Dirinya berbagi penjelasan kepada betanews.id tentang kelas tersebut. Perempuan yang akrab disapa Wulan itu mengatakan, sistem pembelajaran di sana menggunakan aplikasi Non Visual Desktop Access (NVDA). Sebuah aplikasi komputer bersuara, agar peserta yang memiliki kekurangan dalam penglihatan masih bisa mengoperasikan komputer.

Baca juga : Gratis untuk Umum, Perpusda Kudus Kembali Gelar Pelatihan Web Desain
“Jadi pembelajarannya menggunakan pendengaran. Pada dua pertemuan awal kami ajarkan menghafal keyboard terlebih dahulu, kemudian pertemuan selanjutnya belajar mengoperasikan microsoft word. Dan saat ini pertemuan ke lima, mereka sudah ada yang bisa membuat cerita pendek,” terangnya.
Menurut relawan yang tinggal di Bulung Kulon RT 05 RW 03, Kecamatan Jekulo, Kudus itu, peserta di sana memiliki ingatan dan pendengaran yang baik. Sehingga mereka cepat menangkap apa yang diajarkan. Wulan juga mengaku, dalam mendampingi kelas tersebut, dirinya juga ikut belajar agar bisa menyampaikan materi dengan baik sesuai kebutuhan peserta.
Ninik Mustikawati (41) menambahkan, jika pembelajaran komputer itu bagian dari kegiatan Inklusi Sosial. Kelas Literasi Tuna Netra itu sudah dimulai sejak November 2019. Pertama sharing terlebih dahulu, kemudian ada pelatihan keterampilan membuat sabun cair.
“Bahkan saat ini ada yang sudah memproduksi untuk dijual. Jadi awalnya ada 25 orang peserta, karena ada pandemi jadi sempat berhenti sekitar 4 bulan. Dan ini sudah mulai aktif lagi di kelas komputer,” jelas Kasi Pengelola Pustaka itu.
Baca juga : Usai Ikut Kelas Web Desain di Perpusda Kudus, Ikmal Akan Bantu Pemasaran Orang Tuanya
Karena menyesuaikan kapasitas dan peralatan yang ada, kelas komputer bagi tuna netra di ikuti 4 orang peserta. Selain kelas komputer, peserta juga diberi pembelajaran marketing online.
“Pembelajaran marketing online ini hanya selingan, agar mereka tidak jenuh. Selain itu mereka juga mayoritas tukang pijat, jadi biar bisa memanfaatkan media sosial juga. Sementara ini baru tahap pengenalan tentang pemasaran online, jadi kami beri pengetahuan secara umum terlebih dahulu,” tambahnya.
Editor : Kholistiono