BETANEWS.ID, KUDUS – Pagi itu Siswandi (36) terlihat sibuk dengan mesin gerinda di belakang rumahnya. Dia terlihat sedang mengkilapkan puluhan besi pisau hasil produksinya. Sedangkan di sampingnya terlihat aneka jenis pisau tergeletak rapi. Aneka jenis pisau itu adalah hasil karya Siswandi yang laris manis di pasaran karena ada jaminan tajam dan rapi pembuatannya.
Pria warga RT 4 RW 1 Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kudus itu membenarkan, bahwa aneka pisau hasil karyanya terkenal tajam, tidak mudah tumpul. Pengerjaannya rapi, bagus serta bergaransi. Oleh sebab itu banyak para bakul yang ingin memasarkan pisau hasil karyanya.

“Sejak masih kerja ikut orang, pisau bikinan saya itu memang terkenal pengerjaannya bagus, rapi, kualitasnya terjamin tajam. Bahkan saya berani garansi. Pisau kurang tajam, peloh akan saya ganti” ujar pria yang akrab disapa Andi kepada betanews.id, Kamis (30/7/2020).
Baca juga : Industri Pandai Besi yang Kian Ditinggalkan Generasi Muda
Pria yang tangannya penuh dengan tato itu menuturkan, bahan pisau yang diproduksi itu ada yang terbuat dari pelat strip yang dipasarkan para bakulnya. Dengan dibantu dua orang pekerja, ia bisa produksi sekitar 170 buah pisau dapur.
Menurutnya, pisaunya itu sangat laris di pasaran. Hal itu terbukti dengan permintaan para bakulnya yang minta lebih banyak dari jumlah kemampuan produksinya. Mereka bahkan berebut agar bisa memasarkan pisau hasil karyanya. Untuk mengakali itu, ia pun harus menggilir pengambilan para bakul agar para bakul kebagian semua.
“Untuk pisau dapur, saya memang belum berani memasarkan lewat online. Sebab memenuhi permintaan para bakul saja masih kewalahan,” jelasnya.
Hal itu berbeda dengan aneka pisau yang dibuatnya dengan bahan per mobil. Aneka pisau itu memang dipasarkannya lewat media sosial Facebook. Untuk pengerjaannya juga lebih rumit, karena ada proses pembakaran dan penyepuhan. Jadi hasil pisaunya lebih bagus. Sebab itulah dia berani beri garansi.
“Untuk aneka gaman terbuat dari bahan per mobil, sehari saya hanya mampu produksi lima buah saja,” bebernya.
Pria yang sudah dikaruniai tiga orang anak itu mengungkapkan, pada musim kemarau serta menjelang Hari Raya Idul Adha seperti kemarin permintaan pisau meningkat dua kali lipat. Namun, karena memang keterbatasan tenaga jadi hanya mampu memproduksi jumlah yang disebutkannya tadi.
Peningkatan permintaan itu, tuturnya disebabkan, menjelang Idul Adha banyak orang butuh aneka pisau, dan parang untuk jagal hewan kurban. Selain itu di Bulan Dzulhijjah masyarakat Tanah Jawa banyak yang mengadakan pesta pernikahan, jadi banyak juga membutuhkan pisau.
Baca juga : Kisah Andi, Perajin Pisau Andal yang Tak Sempat Menamatkan Sekolah Dasar
Sedangkan di musim kemarau, pisau laris dikarenakan makin banyaknya para perajin batu bata mulai beroperasi. Para perajin bata itu membutuhkan pisau untuk merapikan bata mentah sebelum dijemur.
“Justru mereka itu yang paling menyerap pisau paling banyak. Sebab pisau pasti gampang aus dan habis. Kalau yang digunakan di dapur saja ya awet, lama gak ganti kalau pisaunya tidak hilang,” ungkapnya.
Editor : Kholistiono