BETANEWS.ID, KUDUS – Suara mesin jahit terdengar di ruangan depan rumah bercat kuning gading di Desa Dukuh Waringin, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, sore itu. Duduk di belakang mesin jahit, seorang perempuan berjilbab sedang menjahit kain warna-warni yang berpola tapal kuda. Ialah Heni Listiani (33), pembuat boneka yang sudah digeluti sejak empat tahun lalu.
Perempuan yang akrab disapa Heni itu mengatakan, usaha tersebut dimulai seusai ia mengikuti pelatihan menjahit. Kala itu, di tempatnya belum ada yang membuat boneka. Setelah mencoba membyuat boneka dan dipasarkan, ternyata cukup laku hingga sekarang.

“Selesai mengikuti pelatihan, mencoba memproduksi boneka, kok laku. Jadi ya, meneruskan produksi. Kain bahannya dari velboa dan rasfur. Kalau dacron untuk isiannya saya pakai yang KW 2,” papar Heni, Sabtu (4/7/2020).
Baca juga: Saptaria Fashion, Produksi Hijab Premium Harga Miring
Untuk pemasaran produk yang diberi label Kanza Handicraft itu, Heni mengandalkan kios oleh-oleh yang tersebar daerah Colo. Di sana, ia cukup mudah mendapat pelanggan tetap hingga para perusahaan yang memesan boneka dengan tulisan custom.
Meski cukup laris, sampai saat ini dia belum merambah ke marketplace, lantaran terkendala produksi. Salah satu alasanya karena mencari penjahit boneka di Kudus lumayan susah.
“Alasannya karena memang saya sendiri yang menjahit dibantu satu orang. Jadi belum siap untuk produksi massal. Karena kalau cari penjahit boneka, cukup susah yang bisa. Jadi ya dikerjakan dua orang,” bebernya.
Baca juga: Wong Djowo, Kaus Oleh-Oleh Khas Kudus dengan Harga Bersahabat
Makanya, untuk produksi, Kanza Handicraft menyesuaikan jumlah pesanan. Jika ada pesanan di luar jumlah pelanggan tetapnya, maka Heni dan karyawannya bisa mengerjakan puluhan boneka setiap hari.
“Untuk harganya, satu boneka dibanderol seharga Rp 25 ribu. Tetapi ada harga khusus untuk pelanggan dan para reseller yang akan menjual kembali boneka itu,” tukas Heni.
Editor: Ahmad Muhlisin