BETANEWS.ID, KUDUS – Suara ketukan pintu terdengar di sebuah rumah warga yang bagian dinding depannya terbuat dari kayu. Seorang perempuan bertubuh kurus mengenakan kaus berwarna biru keluar dari rumah tersebut menerima bingkisan sembako dari sejumlah pemuda. Saat berdiri di depan pintu, sinar matahari siang itu tampak jelas menerobos dari sela-sela lubang genting atap rumah perempuan paruh baya yang tinggal di Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kudus tersebut.
Perempuan yang mendapat sembako dari Komunitas Peduli Lau tersebut tak lain adalah Rumiati (55). Dirinya sudah menjanda sejak 16 tahun yang lalu. Sambil berdiri di depan pintu, ia berbagi kisah kepada betanews.id tentang kondisi rumahnya.
Setiap hujan turun, Rumiati hanya bisa pasrah diguyur air hujan melalui sela-sela atap rumahnya. “Jika hujan ya saya hanya duduk sambil kehujanan. Semua atap penuh dengan lubang. Kalau hujannya malam ya saya tidak tidur,” ungkapnya, Kamis (14/5/2020).
Baca juga : Galang Dana untuk Warga, Komunitas Peduli Lau Salurkan 50 Paket Sembako
Rumiati tinggal berdua dengan putranya. Saat suaminya meninggal, putranya baru berusia dua tahun. Dia bekerja sendiri demi membesarkan putranya itu.
“Saat ini, putra saya sudah berusia 18 tahun. Dia baru belajar bekerja jadi kuli bangunan. Waktu bapaknya meninggal dia masih kecil, baru bisa merangkak,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Warga Dukuh Dalangan RT 01 RW 05 Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kudus itu, menambahkan, jika sebelumnya sudah pernah diminta foto KTP dan KK. Selain itu juga sudah ditanya tentang kondisi ekonomi dan rumahnya. Tetapi hingga saat ini Rumiati masih belum mendapat bantuan.
“Dulu pernah ditanya-tanya, diminta foto KTP dan KK juga. Tetapi saya tunggu-tunggu masih belum dapat bantuan. Selama pandemi Covid-19 ini saya baru dapat bantuan berupa beras,” tambahnya.
Baca juga : 15 Tahun Tak Tersentuh Bantuan, Tamini Menangis Haru Saat Terima Bansos
Semenjak ada pengumuman semua siswa belajar di rumah. Rumiati yang berjualan di kantin sekolah, tidak lagi mendapat pemasukan. Dia merasa terbantu karena putra semata wayangnya sudah bisa bekerja.
“Meski masih belajar bekerja menjadi kuli bangunan, tapi saya bersyukur dia sudah bisa membantu orang tua,” pungkasnya.
Editor : Kholistiono