SEPUTARKUDUS.COM, TANJUNG KARANG – Suara bising mesin jahit terdengar saat memasuki pelataran rumah tembok bercat hijau di tepi Gang Kresna, Desa Tanjung Karang, Kecamatan Jati, Kudus. Di dalam rumah, seorang perempuan paruh baya mengenakan kerudung terlihat menjahit baju. Dia bernama Siti Zuniah (66) pemilik Annisa Collection.
Di sela aktivitasnya, perempuan yang akrab disapa Zun itu sudi berbagi kisah kepada Seputarkudus.com tentang kisah mendirikan Annisa Collection. Zun menceritakan, dirinya menguasai ketrampilan menjahit dan obras sejak masih duduk di SMA. Karena selain sekolah, saat itu dia juga ikut kursus menjahit dan bordir di satu pemilik usaha konveksi di Kudus. Sehingga saat lulus, selain mendapatkan ilmu pendidikan dirinya juga mempunyai ketrampilan menjahit maupun bordir.
“Ketika lulus SMA aku langsung dipersunting seorang pria yang kebetulan seorang penjahit. Oleh karena itu saat membangun biduk rumah tangga kami memutuskan membuka usaha tailor. Suamiku melayani jahitan dan aku melayani order obras. Selain itu aku juga menerima pelatihan obras,” ungkapnya sambil mengenang masa lalunya, beberapa waktu lalu.
Perempuan yang asal dari Desa Prawoto, Pati, itu menuturkan, usaha yang dirintis bersama suaminya tersebut lumayan berkembang. Bahkan saat itu usaha tailornya mampu mempekerjakan 15 orang. Begitu juga dengan usaha obrasnya sering mendapatkan order dari beberapa pemilik usaha konveksi. Dari usaha tersebut kata dia, hasilnya mampu buat bangun rumah bertingkat.
Tapi sayangnya, lajut dia, tidak lama setelah membangun rumah, biduk rumah tangganya terkena prahara yang membuatnya bercerai dengan suaminya. Saat itu dia merasa terpukul, dan putus asa yang mengakibatkannya malas untuk bekerja dan usaha.
“Bagaimana tidak terpukul dan putus asa, rumah tangga yang saya bina selama 20 tahun hancur, bangun rumah tingkat tidak bisa ikut nempatin, dan usaha dipegang mantan suamiku,” kata Zun.
Perempuan yang dikaruniai tiga anak dari pernikahannya terdahulu itu mengungkapkan, selama dua tahun dirinya hidup sebatang kara. Hidup mengontrak serta dipenuhi keputusasaan. Hingga kemudian dia menyadari bahwa berlama-lama berdamai dengan keputusasaan tidak baik dan akan membuatnya makin terpuruk. Berbekal mesin jahit usang dia bertekad bangkit dan memulai usaha jahit yang diberi nama Annisa Colection.
Annisa Colection tuturnya, menerima pembuatan pakaian jadi wanita maupun pria, di antaranya, gamis rompi, rok panjang, celana begi, blouse, hem pria dan wanita, baju untuk acara kartininan, jaket sweater pria wanita, kaus katun kombat, baju PDL, dan lain sebagainya.
Dia mengatakan, saat ini Annisa Colection sudah lumayan memiliki banyak pelanggan. Selain perorangan beberapa kali dirinya mendapatkan pesanan dari beberapa instansi pemerintahan kecamatan maupun desa di Kudus dan Pati.
“Annisa Colection sekarang sudah memiliki banyak pelanggan dan bekerjasama dengan sepuluh tenaga jahit. Aku bersukur setidaknya dengan usahaku ini aku mampu mencukupi kebutuhan,” ujarnya yang mengaku selain usaha Annisa Colection juga punya usaha salon.