SEPUTARKUDUS.COM, KAUMAN – Ratusan lapak pedagangan di tengah Jalan Sunan Kudus terlihat masih tertutup dengan terpal pukul 10.00 WIB, kemarin. Beberapa pedagang tampak masih ada yang membangun tenda untuk digunakan berdagang selama acara Dandangan. Ada pula yang sudah menata dagangannya untuk dijual sejak hari pertama Dandangan, Selasa (16/5/2017).

Satu pedagang di acara Dandangan di antaranya yakni Suratno (38). Dia bersama adik peremuannya tampak sedang menata mainan di lapaknya depan kantor Yayasan Masjid, Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK). Dengan mengeluarkan beberapa jenis mainan dari kardus, dia menggantungkan mainan tersebut ke paku yang sudah disediakan. “Malam ini sudah siap dagang,” tutur Suratno kepada Seputarkudus.com, sambil memaku kayu untuk tempat menggantungkan mainan.
Suratno yang menempati lapak ukuran 8×3 meter mengaku sudah berdagang di acara Dandangan 10 tahun terakhir. Menurutnya, dia fokus berjualan mainan setiap kegiatan yang diselenggarakan menjelang Ramadan. Dirinya memberikan harga Rp 5 ribu hingga Rp 300 ribu untuk setiap mainan yang dijualnya. “Saya orang Kudus, rumah saya di Karangbener (Desa Karangbener Kecamatan Bae),” tambahnya.
Selama 10 tahun berdagang, dia mengaku kesulitan saat ingin buang air kecil dan besar. Menurutnya, tidak ada fasilitas water closet (WC) khusus yang diberikan saat berlangsungnya kegiatan Dandangan. Suratno menceritakan, ketika ingin buang air kecil, biasanya dia pergi ke masjid terdekat. “Kalau tidak bisa ngempet ya tinggal lari,” tuturnya sambil tertawa.
Dia berharap kepada Pemerintah Kabupaten Kudus agar menyediakan WC portable agar para pedagang dan pengunjung Dandangan tidak buang air di sembarang tempat. Selain itu dirinya juga merasa wawas ada pencuri datang ke lapaknya saat ditinggal buang air kecil. Menurutnya, tahun lalu ada temannya sesama pedagang sempat kehilangan barang dagangannya. “Biasanya yang dicuri itu pakaian dan jam. Kalau saya alhamdulillah tidak pernah,” jelasnya.
Menurutnya barang yang biasa dicuri, lapak dagangannya berada di sisi timur Sungai Gelis. Dia berharap agar pihak kepolisian dapat ikut membantu menjaga keamanan pedagangan dan pengunjung yang ingin berbelanja. “Patrolinya mungkin lebih diintensifkan lagi,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pedagang Kaki Lima (PKL) Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Sofyan Dhuri saat ditemui Sabtu (13/5/2017) menuturkan, kegiatan Dandangan yang diadakan menjelang bulan Ramadan 2017 dimulai dari tanggal 16 Mei hingga 26 Mei 2017. Menurutnya, akan diramaikan sekirat 400 pedagang yang akan terfokus di sepanjang Jalan Sunan Kudus.
Selain itu, juga terdapat stan perwakilan dari UMKM Jawa Tengah sejumlah 40 stan yang nantinya akan digunakan para pelaku UMKM dari setiap Kabupaten di Jawa Tengah. Pihaknya juga menyediakan 27 stan batik yang tempatnya bersamaan dengan stan UMKM di Jalan Dokter Ramelan. Menurutnya, keseluruhan pedagang akan ditempatkan di Jalan Sunan Kudus, Jalan Kiai telingsing, Jalan menara, Jalan Pangeran Puger, Jalan Madurekso dan Jalan Wahid Hasyim
Dia melanjutkan, biaya restribusi yang diberikan kepada pedagang setiap meter persegi senilai Rp 2 ribu setiap hari. Angka tersebut sudah ditetapkan sesuai peraturan Bupati Kudus nomor 12 tahun 2012 tentang Pemakaian Kekayaan Daerah. Harga tersebut menurutnya belum termasuk restribusi sampah dan biaya listrik. “Setiap lapaknya ukurannya berbeda-beda. Namun umumnya kaplik 4×6 meter,” jelasnya.