31 C
Kudus
Minggu, April 20, 2025

Warga Tionghoa Kudus Lakukan Upacara Ci Swak untuk Mengusir Sial di Tahun Ayam Api

SEPUTARKUDUS.COM, GETAS PEJATEN – Sejumlah warga Tionghoa di Kudus terlihat khusuk berdoa di depan patung di Klenteng Hok Hien Bio, Jalan Jendral Ahmad Yani, Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kudus, Sabtu (4/2/2014). Dengan memegang dupa, mereka mengikuti semua prosesi Ci Swak dipimpin beberapa orang yang mengenakan jubah hitam. Sesekali para mereka membungkukkan tubuh kedepan, dengan mengucapkan doa.

Upacara Ci Swak di Klenteng Hok Hien Bio
Upacara Ci Swak di Klenteng Hok Hien Bio. Foto: Imam Arwindra

Satu di antara warga Tionghoa yang mengikuti upara Ci Swak, Saiful Annas (29), mengaku mengikuti upacara karena dirinya memiliki shio jhiong atau tidak hoki di tahun ayam api. Dia mempercayai ketika mengikuti prosesi Ci Swak, di tahun ayam api ini akan mendapatkan hoki dan bertambah berkah. “Semoga mendapatkan hoki ditahun ini,” tuturnya kepada Seputarkudus.com.

Annas menjelaskan, shio yang dimilikinya yakni kelinci. Menurutnya shio kelinci akan mendapatkan sial di tahun shio ayam. Untuk membuang sial tersebut perlu dilakukan Ci Swak, supaya tahun ini tetap mendapatkan berkah rezeki dan kesehatan. Menurutnya, dia mengikuti proses berdoa bersama setelah itu memasukkan pecahan uang koin Rp 500 ke dalam wadah yang disediakan. “Saya punya usaha cucian mobil. Semoga semakin hoki,” tambah dia yang berasal dari Desa Gondosari, Kecamatan Gebog, Kudus.

-Advertisement-

Sementara itu, Pengurus Klenteng Hok Hien Bio Kiswiyanto mengungkapkan, tradisi Ci Swak sudah ada sejak dulu. Menurutnya, tradisi tersebut untuk mengurangi kesialan seseorang yang memiliki shio jhiong di tahun ayam api. Dijelaskan, shio jhiong yakni kelinci, kuda, ayam dan tikus. “Mereka berdoa, supaya di tahun ayam api ini diberikan berkahan dan terhindar dari sial” ungkapnya.

Menurut Kiswiyanto, upacara yang dilakukan yakni berdoa selama sekitar 30 menit dengan dipimpin pemuka agama. Setelah itu, mereka juga menyumbangkan pakaian bekas layak pakai untuk diberikan kepada yang membutuhkan. Pakaian-pakaian layak pakai tersebut akan disumbangkan kepada yayasan atau seseorang yang membutuhkan. “Untuk yang mengikuti Ci Swak sendiri ada 230 orang. Mereka berasal dari Kudus dan kabupaten sekitar,” terangnya.

Kiswiyanto menambahkan, upacara Ci Swak dilakukan pada awal tahun. Setiap tahun di Klenteng Hok Hien Bio diadakan ritual Ci Swak. Menurutnya, ada juga klenteng yang tidak melakukan Ci Swak, misalnya klenteng di dekat Menara Kudus. Dia mengungkapkan, puncak prosesi Ci Swak dilakukan nanti Sabtu malam pukul 24.00. Menurutnya ada sebuah hiasan yang dibakar untuk persembahan para dewa. “Puncaknya Sabtu malam. Ada hiasan yang dibakar untuk para dewa,” tambahnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER