31 C
Kudus
Senin, Maret 17, 2025

Banting Setir dari Sopir Truk, Warga Loram Wetan Sukses Bangun Usaha Pembuatan Tas

SEPUTARKUDUS.COM, LORAM WETAN – Di sebuah rumah di Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, kKdus,
terlihat beberapa pria sibuk menggambar pola pada kain, lalu memotongnya. Hasil potongan dikumpulkan dan disusun sesuai bentuk dan warna. Rumah tersebut merupakan tempat usaha pembuatan tas di Kudus. Dalam sehari, tempat usaha tersebut mampu memproduksi hingga 720 pcs tas.

pembuatan tas di kudus
Usaha pembuatan tas di Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kudus. Foto: Rabu Sipan

Di anatara beberapa orang
yang tengah mengerjakan pembuatan tas, tampak pria mengenakan kupluk putih mengawasi dan sesekali
memberi intruksi. Pria tersebut bernama Maskur (40),
pemilik usaha pembuatan tas itu. Pada saat mendirikan usaha, dia hanya memiliki modal Rp 750
ribu. Dan kini usahanya berkembang pesat dan memiliki omzet cukup besar.

Di sela kesibukanya, Maskur yang saat itu mengenakan
kemeja batik dan sarung, bersedia berbagi kisah menjalankan usahanya kepada Seputarkudus.com. Dia mengatakan, sebelum menjalankan usahanya, dia bekerja sebagai seorang sopir truk. Pekerjaan itu telah dilakukan selama sembilan tahun. 

-Advertisement-

“Setelah menikah pada
tahun 2000, aku ditawari paman saya untuk membuat tas. Pada saat pertama memuliai usaha, aku hanya mampu membuat sekitar lima
lusin tas dengan modal sekitar Rp 750 ribu, Itu pun aku borongkan ke orang
lain, karena memang aku tidak bisa menjahit,” ujar Maskur.

Seiring berjalannya waktu, usahanya terus berkembang dan sekarang mampu memenuhi
permintaan tas dari para pelanggannya dengan total produksi tas sekitar 720 pcs tas setiap
hari.

Menurut Maskur saat ini dirinya tidak hanya mengirim tas
produksinya ke toko milik pamannya di Pasar Kliwon. Namun juga mengirim tas-tas hasil produksi usahanya ke
sebuah toko milik warga Tionghoa yang ada di Semarang dan Magelang.
“Aku mengirim tas ke Toko Sudarno (milik pamannya) sepekan sekali dengan
sekali kirim sekitar 50 lusin tas. Yanng ke Semarang hampir setiap hari
aku mengirim tas dengan jumlah sekitar 15 lusin. Sedangkan untuk yang ke Magelang aku
mengirimnya dua pekan sekali dengan total pengiriman sekitar 100 lusin,”
jelas Maskur.
Untuk memenuhi produksi tersebut Maskur mengaku mempekarjakan
sekitar 32 tenaga penjahit yang diupah dengan sistem borong. Lalu ada empat
orang pemotong kain serta dua orang penyablon yang semuanya diberikan upah harian.
Hasil produksi tasnya saat ini, kata Maskur, telah mempunyai
tiga merek yakni Shimano untuk tas dewasa dan Rahma Ali merek tas untuk anak wanita.
Sedangkan merek satu lagi, Ali Rahma untuk merk tas pria. “Merek Shimano itu kepanjangan dari Shi
Maskur dan Nor Rohmah (istrinya). Sedangkan merek Rahma Ali aku ambil dari nama
kedua anaku” ujar bapak dua anak tersebut.
Redaksi
Redaksi
Beta adalah media online yang lahir di era digital. Berita yang disajikan unik, menarik dan inspiratif. Serta dikmas dalam bentuk tilisan, foto dan video.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
154,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER