31 C
Kudus
Sabtu, November 8, 2025

Rica-Rica Pentol Mr. Bean, Nama Main-Main Tapi Larisnya Bukan Main

BETANEWS.ID, KUDUS – Menjelang sore, di tepi jalan di Desa Bae, Kudus, tampak sebuah gerobak kecil yang unik. Di depannya, terbentang banner besar bertuliskan “Rica-Rica Pentol Mr. Bean” dengan warna merah mencolok yang cukup untuk membuat siapa pun yang lewat menoleh melihatnya.

Di balik gerobak itu, Susanto (48) tampak sibuk. Tangannya cekatan, kanan mengaduk panci berisi pentol yang mendidih, kiri meracik sambal rica yang menjadi rahasia rasa dagangannya. Asap panas bercampur bumbu cabai membuat ornag yang ada di sekitar bisa mencium aromanya.

Baca Juga: Inovasi Manis Kopitiam AMA, “Roti Bakar Siram” Jadi Buruan Pecinta Kuliner Kudus

-Advertisement-

Sebelum jualan keliling, ia mengaku pernah membuka kedai bakso. Karena harga sewa kontrakan yang semakin mahal, akhirnya Susanto memilih untuk jualan keliling.

“Dulu saya jualan bakso mangkal. Tapi biaya kontrakan tempatnya makin mahal. Akhirnya saya pikir, kenapa nggak jualan keliling aja, modalnya kecil, dan usaha bisa tetap jalan,” katanya saat ditemui beberapa waktu lalu.

Keputusan itu diambil Susanto sekitar satu setengah tahun lalu. Ia memulai usaha kecilnya dengan motor bekas yang dimodifikasi menjadi gerobak dorong. Di sanalah ia menulis nama yang kini melekat di ingatan pelanggannya, yaitu Rica-Rica Pentol Mr. Bean.

“Waktu itu lagi viral nama tempat makan tongseng yang lucu-lucu, jadi saya ikut kepikiran bikin yang unik. Nah, Mr. Bean itu dulu panggilan dari bos saya pas kerja ikut jualan marneng. Ya udah, saya pakai sekalian,” ujarnya sambil tertawa.

Setiap hari, selepas salat dzuhur hingga sekitar pukul tujuh malam, motor gerobak Susanto berkeliling menyusuri jalanan Kudus. Kadang ia berhenti di depan sekolah, kadang di perempatan yang ramai.

Baca Juga: Viral di Tiktok, Es Teler Amanda dan Odang Odeng Diserbu Pemuda Kelet

Rica-Rica Pentol Mr. Bean dijual dengan harga yang ramah di kantong anak sekolah maupun orang dewasa. Seporsi pentolnya, ia dijual dengan harga Rp5.000.

“Anak SD, SMP banyak yang beli. Kalau mereka kurang uangnya, ya tetap saya layani. Namanya juga rezeki, nggak harus banyak tapi berkah,” tambahnya.

Penulis: Muhammad Amaruddin, Mahasiswa PPL PBSI UMK

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER