BETANEWS.ID, JEPARA – Jumlah siswa Sekolah Rakyat Dasar (SRD) 01 Kabupaten Jepara yang menyatakan mundur terus bertambah.
Sebelumnya, pada Rabu (8/10/2025) jumlah siswa SR yang menyatakan mundur sebanyak 6 orang siswa. Terdiri dari tiga laki-laki dan tiga perempuan.
Baca Juga: Datangi SR di Jepara, Anggota DPR RI Ngaku Terharu
Kepala Sekolah Rakyat Jepara, Asri Linda Listyaningrum mengatakan hingga Senin,(13/10/2025) jumlah siswa SR yang mundur menjadi 12 anak.
“Sampai hari ini ada 12 (yang mundur). Jumlahnya imbang laki-laki dan perempuan,” katanya saat ditemui di SRD 01 Kabupaten Jepara yang berlokasi di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Desa Pecangaan Kulon, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara.
Asri menyebutkan faktor utama yang menjadi penyebab siswa mundur yaitu karena belum terbiasa tinggal jauh dari orang tua. Sehingga terkadang, memang terdapat beberapa anak yang menangis dan memanggil ibunya.
“Faktornya karena belum terbiasa hidup jauh dari orang tua itu nomor satu, begitu juga orang tuanya, tidak bisa hidup jauh dari anak-anaknya,” ungkapnya.
Dari 12 siswa yang mengundurkan diri, Asri menyebutkan sudah terdapat empat siswa baru yang berasal dari siswa cadangan. Empat siswa itu saat ini sudah tinggal di asrama SR.
Sehingga dari kuota 75 anak, yang tinggal di asrama saat ini sebanyak 67 siswa. Mereka tinggal di asrama dengan kapasitas satu kamar berisi enam orang.
“Kurangnya tinggal delapan, sudah terisi empat dari siswa cadangan,” sebutnya.
Asri mengungkapkan selama dua pekan berjalan, sejak diresmikan pada Senin, (30/9/2025) siswa SR di Kabupaten Jepara yang seluruhnya masih usia anak-anak menjadi tantangan tersendiri.
Sehingga dibutuhkan kesabaran dalam mendidik, terutama dalam melatih kedisiplinan kepada anak-anak.
“Karena anak-anaknya masih banyak yang kelas kecil nggeh, sehingga memang butuh kesabaran. Butuh komitmen untuk mau bersabar mendidik anak-anak, menerapkan dari hati ke-hati tidak hanya memberi perintah ke anak untuk melatih,” katanya.
“Misalnya kamar masih perlu tambahan untuk disiplin, mau belajar, itu juga tantangan bagi kami, jadi harus sabar dan tegas, tapi bukan tegas yang keras tapi yang mendidik,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Jepara, Witiarso Utomo mengatakan kekurangan siswa di SR Kabupaten Jepara nantinya akan diambilkan dari data siswa cadangan.
Sementara terkait, siswa SR yang menyatakan mundur, Wiwit mengatakan anak-anak hanya membutuhkan waktu untuk terbiasa tinggal di asrama.
Baca Juga: Program Bupati Ngantor di Desa Tahap Dua Segera Dimulai, Wiwit: Tak Ada Lagi Seremonial
Siswa yang mundur, menurut Wiwit paling banyak terjadi pada saat ada waktu kunjungan orang tua. Sehingga jika pada masa awal kunjungan orang tua diberikan waktu satu minggu sekali, ke depan akan dilakukan setiap dua minggu sekali.
“Sebenarnya itu hanya kebiasaan saja, kangen sama orang tua. Persoalannya itu pada saat ada kunjungan anak-anak malah pengen ikut balik. Ke depan kunjungannya nanti dua minggu sekali. Mudah-mudahan sudah terbiasa (tinggal di asrama),” kata Wiwit.
Editor: Haikal Rosyada

