31 C
Kudus
Jumat, November 7, 2025

Setiap Tahun Kasus Stroke Terus Meningkat, Kini Disebut Merambah Serang Usia Muda

BETANEWS.ID, KUDUS – Kasus penyakit stroke di Kabupaten Kudus, utamanya di Rumah Sakit Mardi Rahayu terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Bahkan, penyakit yang menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di Indonesia itu kini banyak menyerang usia muda.

Direktur Utama RS Mardi Rahayu, dr. Pujianto menyebut, jika dulu penderita stroke rata-rata berusia di atas 60 tahun, kini kecenderungan itu bergeser ke usia di bawah 60 tahun.

Baca Juga: Antisipasi Kebocoran, Pemkab Kudus Bakal Terapkan E-Retribusi Bagi Pedagang CFD

-Advertisement-

ā€œAda pasien termuda yang kami tangani berusia 35 tahun. Kalau dilihat secara klinis, memang terjadi pergeseran usia penderita stroke ke arah yang lebih muda,ā€ jelasnya. 

Berdasarkan data RS Mardi Rahayu, jumlah pasien baik rawat jalan maupun rawat inap dari tahun ke tahun mengalami peningkatan signifikan. Pada 2023, jumlah pasien rawat jalan mencapai 14.804 pasien atau rata-rata 1.233 pasien per bulan.

Kemudian tahun 2024 meningkat tajam menjadi 27.901 pasien atau sekitar 2.325 pasien per bulan. Sedangkan untuk tahun ini hingga Bulan September, tercatat sudah 24.887 pasien dengan rata-rata 2.765 pasien per bulan.

ā€œKami perkirakan hingga akhir tahun ini jumlah pasien rawat jalan bisa mencapai 30 ribu lebih. Jadi angkanya terus meningkat setiap tahun,ā€ tuturnya.

Hal serupa juga terjadi pada pasien rawat inap. Pada 2023 tercatat 2.243 pasien atau sekitar 187 pasien per bulan. Tahun berikutnya meningkat menjadi 2.952 pasien atau sebanyak 246 pasien per bulan. Hingga September tahun ini, jumlah pasien rawat inap sudah mencapai 2.358 pasien, dengan rata-rata 262 pasien per bulan.

Pujianto menjelaskan, tren peningkatan ini sebagian besar dipengaruhi oleh pola hidup yang tidak sehat. Di antaranya seperti pola makan yang tidak dijaga, kadar gula darah yang tidak terkontrol pada penderita diabetes, kurangnya aktivitas fisik, dan minimnya olahraga.

ā€œFaktor gaya hidup menjadi penyebab utama. Jadi pencegahannya harus dimulai dari kebiasaan sehari-hari,ā€ tegasnya.

Sebagai upaya memperkuat layanan, RS Mardi Rahayu menerapkan sistem pelayanan stroke terintegrasi atau PASTI (Pelayanan Stroke Terpadu dan Integrasi). Sistem ini mencakup penanganan pasien mulai dari kejadian pertama di rumah hingga proses pemulihan di rumah kembali.

ā€œKalau ada gejala stroke, harus segera dibawa ke rumah sakit. Karena periode emas penanganan hanya 4,5 jam. Dalam waktu itu, kita masih bisa menekan angka kematian dan mengurangi risiko kecacatan,ā€ sebutnya.

Baca Juga: Woro-Woro! Jalur Pendakian Puncak Natasangis Rahtawu Ditutup Sementara

Untuk mendukung penanganan cepat, pihak rumah sakit juga menyediakan ambulans jemputan gratis. Setibanya di Instalasi Gawat Darurat (IGD), pasien langsung melewati jalur cepat (fast track) untuk pemeriksaan awal, termasuk CT scan guna menentukan apakah stroke yang terjadi akibat sumbatan atau perdarahan.

ā€œKarena penanganannya berbeda sekali dan bertolak belakang. Maka kita harus tahu katagori stroke yang diderita oleh pasien, apakah itu pendarahan atau sumbatan,” imbuhnya.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER