31 C
Kudus
Jumat, November 7, 2025

Ratusan Santri Al Qaumaniyyah Gelar Doa Bersama untuk Para Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

BETANEWS.ID, KUDUS – Ratusan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Qaumaniyyah, Kecamatan Jekulo, menggelar doa bersama di lingkungan pesantren, Jumat (10/10/2025). Doa tersebut ditujukan untuk para korban musala ambruk di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang terjadi beberapa minggu lalu.

Suasana khidmat menyelimuti kegiatan doa bersama yang dipimpin langsung oleh Pengasuh Ponpes Al Qaumaniyyah, KH Muhammad Mujib. Para santri melantunkan bacaan tahlil dan doa bersama agar keluarga korban diberikan ketabahan serta para korban yang masih dirawat segera diberi kesembuhan.

Baca Juga: Empat Mahasiswa UMKU Bakal Magang ke Jepang, Target Berangkat Desember 2025

-Advertisement-

Selain doa bersama, kegiatan tersebut juga dirangkai dengan tradisi khas pesantren, yakni ro’an atau kerja bakti membersihkan lingkungan ponpes. Para santri membersihkan seluruh area, mulai dari halaman, kamar mandi, hingga ruang belajar dan tempat mengaji.

Pengasuh Ponpes Al Qaumaniyyah, KH Muhammad Mujib menyampaikan, kegiatan doa bersama dan kerja bakti ini merupakan bentuk refleksi diri menjelang Hari Santri Nasional. Sekaligus menjadi momentum untuk menunjukkan semangat kemandirian pesantren.

“Pesantren itu lembaga pendidikan yang mandiri. Tradisi seperti ro’an jangan dimaknai negatif, karena ini bagian dari pembinaan kemandirian santri, yang bertujuan untuk melatih tanggung jawab, gotong royong, dan hidup bersih,” ujarnya.

KH Mujib menegaskan, kegiatan tersebut bukan bentuk kerja paksa, melainkan wujud pendidikan karakter di lingkungan pesantren. Bahkan tradisi ro’an, kini telah dilakukan di masyarakat.

“Pesantren itu membantu pemerintah mendidik anak bangsa tanpa pamrih, tanpa dana APBN, murni mandiri. Jadi kami berharap masyarakat memahami nilai luhur di balik tradisi pesantren,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kudus, Mukhasiron, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, mengapresiasi semangat kemandirian para santri. Ia menyebut, tradisi kerja bakti seperti ini sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka dan menjadi teladan bagi masyarakat.

“Tradisi ro’an ini warisan pesantren salaf yang patut dijaga. Nilai gotong royong dan kemandirian ini harus diapresiasi oleh pemerintah. Jangan hanya hadir saat pesantren tertimpa musibah, tapi juga dalam upaya memperkuat pendidikan dan infrastruktur pesantren,” ungkapnya.

Mukhasiron menambahkan, banyak pondok pesantren salaf di Kudus yang sudah berdiri sebelum kemerdekaan, sehingga perlu perhatian khusus dari pemerintah pusat, terutama dari sisi kelayakan dan keamanan bangunan.

Baca Juga: Cerita Tiara Ikuti Job Fair Kali Pertama, Adanya Walk In-Interview Jadi Pemantik Dirinya Datang 

“Kami sedang melakukan inventarisasi pondok salaf yang perlu diperhatikan secara konstruksi. Kami akan berkoordinasi dengan PU dan kementerian terkait agar pondok-pondok tua ini tetap kokoh dan layak digunakan,” jelasnya.

Diketahui, Pondok Pesantren Al Qaumaniyyah Jekulo berdiri sejak tahun 1918. Selama lebih dari satu abad, pesantren salaf dengan bangunan klasik tersebut telah mencetak banyak tokoh agama, hafiz, dan pengajar kitab kuning dari berbagai daerah di Indonesia.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER