BETANEWS.ID, KUDUS – Suara mesin clipper yang berdengung, aroma pomade yang khas, dan cermin-cermin besar yang berjejer rapi kini tak lagi hanya jadi milik kaum pria. Di Java Barbershop Kudus, sejumlah perempuan muda tampak lincah menggerakkan tangan, mencukur, merapikan, hingga membentuk gaya rambut pelanggan yang sesuai keinginan.
Dengan konsep tersebut, banyak kaum Adam yang tertarik untuk berlangganan di sana. Apalagi adanya pelayanan dan pengalaman potong rambut yang dilakukan oleh perempuan.
Baca Juga: Polisi Masih Dalami Kasus Pencabulan Anak Usia 14 Tahun di Jepara
Owner Java Barbershop, Bayu mengatakan, ide menghadirkan barber ladies lahir dari keinginan mematahkan stereotip lama sekaligus menghadirkan suasana baru dalam layanan cukur rambut. Bahkan dengan hadirnya inovasi itu, ia mengaku banyak pelanggan yang berdatangan.
“Kami melihat perempuan punya ketelitian tinggi dan rasa estetika kuat. Jadi kenapa tidak memberi ruang bagi mereka untuk berkreasi di dunia barber. Terlebih hal itu juga sebagai pemantik pelanggan untuk berdatangan,” bebernya.
Ia menjelaskan, Java Barbershop berdiri sekitar lima tahun lalu. Pertama kali hadir di kawasan Kudus Permai, Desa Garung Lor, Kecamatan Kaliwungu dan kini telah berkembang menjadi tiga cabang, yakni di Desa Dersalam, Kecamatan Bae dan Desa Peganjaran, Kecamatan Bae.
Menurut Bayu, keberhasilan Java Barbershop invasi dengan membuka cabang di daerah lain, tak hanya karena potongan rambut yang rapi, tetapi karena pengalaman pelanggan yang nyaman dan profesional.
“Bagi kami, barber bukan soal siapa yang memegang clipper, tapi siapa yang punya skill dan passion. Kami terbuka untuk siapa pun, baik pria maupun wanita,” imbuhnya.
Salah satu barber ladies, Ludfia Ainnur Rosyad (19) mengatakan, suka dengan dunia barber sejak dirinya SMK dengan mengambil jurusan Tata Kecantikan Kulit dan Rambut. Kini ia senang bisa bekerja sesuai dengan fesyennya itu.
“Awalnya cuma dari praktik di sekolah, potong, mewarnai, sampai styling rambut. Lama-lama saya jadi suka dan yakin bisa bersaing di dunia barber,” kata wanita asal Kabupaten Jepara itu.
Bagi Ludfia, bekerja di Java Barbershop bukan sekadar mencari penghasilan, melainkan tempat belajar dan tumbuh bersama untuk meningkatan kualitasnya.
“Partner kerja nyaman, bosnya baik, dan selalu kasih solusi. Dunia barber bisa jadi ladang sukses siapa saja, asal punya skill dan semangat,” tambahnya.
Sementara itu, Wanda Agustina (23), barber ladies asal Kudus, mengaku kecintaannya pada dunia cukur sudah muncul sejak ia masih duduk di bangku SMP.
“Saya suka seni cukur rambut cowok, dari situ terus belajar sampai bisa kerja di sini. Tempatnya nyaman, dan pemiliknya bisa mengayomi,” ungkapnya.
Baca Juga: Tunjukkan Tren Positif, Bank BKK Jepara Catatkan Laba Perusahaan Naik 50% di Tahun 2025
Ia berharap, Java Barbershop dapat menjadi pelopor barber ladies di Kudus dan membuka jalan bagi lebih banyak perempuan untuk menekuni dunia yang didominasi laki-laki tersebut.
“Kami bukan ingin menyaingi, tapi menunjukkan kalau perempuan juga bisa punya skill yang sama. Dunia barber itu luas, dan kami ingin jadi bagian dari perubahan itu,” ujarnya.
Editor: Haikal Rosyada

