BETANEWS.ID, KUDUS – Harga telur horen di Kabupaten Kudus melonjak cukup signifikan. Kenaikan harga telur disebut imbas dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Salah satu pedagang telur di Pasar Bitingan Kudus, Irma Siti Khoiriyah menyampaikan harga telur horen saat ini mencapai Rp31 ribu per kilogram. Harga tersebut naik cukup signifikan dibanding biasanya yang berkisar antara Rp26 ribu hingga Rp27 ribu per kilogram.
Baca Juga: Masan Dorong Anggaran Pemeliharaan Sekolah Masuk Pembahasan APBD 2026, Minimal Rp5 M
“Kenaikan harga telur horen sudah terjadi sejak sepekan terakhir. Kenaikan harga telur ini imbas adanya program MBG,” ujar Irma saat ditemui di kiosnya, Jum’at (17/10/2025).
Irma pun menjelaskan, adanya program MBG menyebabkan pasokan telur dari peternak ke pedagang berkurang. Sebab, para pemilik dapur MBG memilih membeli telur langsung ke peternak, tidak ke pedagang.
“Akibatnya, pasokan telur ke pedagang berkurang. Sehingga menyebabkan harga telur naik cukup signifikan,” bebernya.
Harga telur yang mahal, tuturnya, berdampak pada penjualan yang turun drastis. Apalagi, sejak awal tahun 2025 keadaan pasar tradisional di Kudus ini sepi.
“Harga telur naik mengakibatkan penjualan turun sekira 30 persen. Biasanya saya mampu menjual 1,5 kwintal telur, tetapi sejak harga telur naik satu kwintal saja tidak habis,” ungkapnya.
Kenaikan harga telur horen juga dibenarkan oleh pedagang lainnya di Pasar Bitingan Kudus, yakni Robihatudh Dhifiroh. Perempuan yang akrab disapa Firoh menuturkan bahwa sejak sepekan terakhir harga telur Rp31 ribu per kilo gram.
“Harga telur memang naik jadi Rp31 kikogram. Penyebabnya, mungkin karena adanya program MBG, serta banyaknya orang hajatan juga berpengaruh pada harga,” ujar Firoh saat ditemui di kiosnya.
Firoh menuturkan, bahwa telur merupakan sumber protein paling gampang didapatkan. Sementara menu MBG mewajibkan adanya protein harian bagi penerima manfaat harus terpenuhi.
“Sehingga dapur MBG membutuhkan banyak telur sebagai lauk menu di program MBG. Ketika permintaan banyak, maka harga telur pun naik,” jelasnya.
Firoh bersyukur kenaikan harga selama sepekan terakhir tak berdampak pada penjualan telur di kiosnya. Menurutnya, penjualan tetap sama, sebab sudah mempunyai pelanggan tetap.
“Penjualan masih tetap sama. Kami masih bisa menjual telur horen secara ecer sebanyak 800 sampai 100 kilogram dalam sehari,” ungkapnya.
Baca Juga: Sumbang 250 Buku, Rerie Tekankan Peningkatan Literasi Membaca di Kudus
Meski begitu, Firoh berharap harga telur horen bisa stabil lagi. Agar masyarakat bisa mendapatkan protein dengan harga yang terjangkau.
“Semoga harga telur bisa stabil lagi. Dan penjualan kami bisa lebih laris,” harap Firoh.
Editor: Haikal Rosyada

