31 C
Kudus
Rabu, September 24, 2025

Sejarah Kudus Kulon Jadi Pusat Industri Rokok Hingga Simbol Identitas Kretek yang Melekat

BETANEWS.ID, KUDUS – Kudus Kulon sejak lama dikenal sebagai pusat industri rokok kretek. Tak hanya menjadi denyut ekonomi masyarakat, geliat usaha ini bahkan melahirkan simbol identitas yang melekat kuat hingga kini. Di mana Kudus disebut sebagai Kota Kretek.

Salah satu kisah yang masih terjaga datang dari cucu HM Akwan, bernama M Fadloli. Menurutnya, sang kakek merupakan pendiri perusahaan rokok merek A.D.N yang berdiri pada 1927. Lokasi pabriknya berada di pojok perempatan Jember yang kini telah menjadi toko helm WMS.

Baca Juga: Cerita Fadloli Warisi Harta Karun Kretek Sejak Usia 7 Tahun

-Advertisement-

“Kala itu, deretan Jalan Sunan Kudus yang disebut Kudus Kulon banyak perusahaan rokok yang mencapai kejayaannya. Seperti merek rokok milik HM Moezahid yang terkenal memiliki rumah kapal dengan merek Tjap Roda Motor dan perusahaan rokok lainnya,” bebernya.

Pria yang berusia 51 tahun itu menuturkan, sang kakek wafat pada 1978 di usia 104 tahun. Warisan yang tersisa bukan hanya berupa benda, tetapi juga jejak sejarah kejayaan kretek Kudus. Koleksinya meliputi ratusan etiket berbagai merek rokok tahun 1920–1940, alat tulis, tempat tinta, hingga asbak impor dari Eropa.

“Sejak kecil saya sudah mewarisi koleksi peninggalan Mbah Akwan. Usia tujuh tahun, waktu kelas dua SD, saya dapat meja kerja, yang isinya ada tinta kuno, kuitansi jual beli, sampai izin usaha rokok milik beliau. Itu saya rawat hingga sekarang,” tutur pria yang akrab disapa Olik tersebut.

Pada masa keemasannya, tercatat ada lebih dari 300 perusahaan rokok di Kudus kala itu, mulai dari skala rumahan hingga besar. Selain produk rokok kretek, tembakau, cengkeh, dan klobot diedarkan ke warung-warung serta toko di berbagai daerah, terutama Jawa Timur yang menjadi pasar utama.

Beberapa merek besar lahir dari kawasan ini, di antaranya Tjap Bal Tiga, Tjap Djangkar, Tjap Saboek, Tjap Njonja Brilliant, hingga Tjap Koecing. Sebagian besar masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan keluarga besar Akwan. Di sekitar Jalan Sunan Kudus juga berdiri pabrik Tjap Toean Minoem Cigaret (M. Akwan) pada 1927 dan Tjap Roda Motor (H.M. Moezahid) berdiri sekitar tahun 1930.

Selain keluarga Akwan, sejumlah nama besar pengusaha pribumi ikut meramaikan industri rokok kala itu. Misalnya keluarga H. Gozali yang lebih dikenal sebagai pedagang palawija dan batik, hingga H. Zuhdi Moeslih Noor dengan merek rokok Tjap Siti Farida, Tjap Djago, dan Tjap Salaman.

Baca Juga: Prihatin Siswa Belajar di Ruang Sempit, DPRD Kudus Minta Perbaikan SD 2 Purwosari Dipercepat

Namun, kejayaan itu perlahan meredup ketika Jepang masuk pada 1942–1943. Banyak pabrik rokok dijarah, sementara sebagian lain terhenti karena keterbatasan bahan baku dan tekanan politik.

Meski begitu, peninggalan industri rokok di Kudus tetap meninggalkan warisan arsitektur. Rumah-rumah mewah para pengusaha rokok berdiri megah, menunjukkan kemandirian pribumi dalam melawan dominasi kolonial.

“Bangunan itu bukan hanya simbol kemakmuran, tapi juga bentuk perlawanan pribumi untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia,” jelasnya.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER