BETANEWS.ID, KUDUS – Di tengah derasnya arus modernisasi, peninggalan sejarah industri kretek terus menjadi bukti betapa kayanya perjalanan budaya rokok di Kabupaten Kudus. Salah satu koleksi yang masih tersimpan adalah jam keramik yang digunakan sebagai media promosi rokok Tjap Njonja Pegang Brilliant pada era 1930-an.
Koleksi tersebut diklaim langka, karena saat ini keberadaanya yang hampir sudah tidak ada lagi. Bahkan, Museum Kretek pun tidak ada koleksi semacam ini. Hanya M Fadloli (51) seorang Pemerhati Sejarah Kretek, yang sampai detik ini masih menyimpannya dengan baik.
Baca Juga: Tak Hanya Cantik, Wakil Bupati Bellinda Ternyata Pintar Masak serta Aktif Awasi Dapur MBG
Menurutnya, benda promosi tersebut menjadi simbol eksistensi perusahaan rokok yang didirikan oleh HM Asroeroen pada 1920-an. Awalnya, merek rokok itu dikenal dengan nama Tjap Jam, sebelum berganti nama menjadi Tjap Njonja Pegang Brilliant beberapa tahun kemudian.
“Jam keramik ini dibuat untuk para agen dan keluarga besar perusahaan, biasanya diberikan pada momen Idulfitri. Karena keramik termasuk barang mewah di masa itu, jumlahnya sangat terbatas dan sekarang hampir tidak bisa ditemukan lagi,” katanya, belum lama ini.
Ia menuturkan, pemilihan benda promosi dengan jam, karena melambangkan waktu yang setiap hari dilihat dan diingat masyarakat. Sehingga hal itu menjadi inspirasi penamaan merek rokok yang diproduksi HM Asroeroen.
“Untuk pembuatan benda koleksi ini dari luar negeri, karena waktu itu Indonesia belum bisa membuat barang-barang seperti itu,” sebutnya.
Perusahaan rokok tersebut tumbuh dari latar belakang HM Asroeroen yang pernah menimba ilmu di Pesantren Tebuireng pada 1917. Sepulang mondok, ia membantu pamannya, H Mochtar, seorang pengusaha bahan baku rokok yang menjual cengkeh dan tembakau di Jalan Tit Sudarso Gang 4, Kudus.
Dari pengalaman itulah, ia kemudian mendirikan usaha rokok dengan mereknya yang dikenal yaitu, Tjap Njonja Pegang Brilliant. Ia menyebut, sosok HM Asroeroen merupakan sosok yang benar-benar mengimplementasikan Gusjigang (bagus, ngaji, berdagang).
“Pendiri perusahaan ini merupakan anak seorang pandai emas, bernama H Eskak. Latar belakang keluarga pandai emas juga memengaruhi gengsi dan simbol prestise dalam produk mereka, termasuk inspirasi menyematkan merek brilliant,” ungkapnya.
Baca Juga: Reputasi Meningkat, UMK Jadi Pilihan Seribuan Pendaftar Mancanegara
Fadloli menambahkan, saat ini pihaknya mempunyai total seribuan koleksi berupa etiket, tempat tinta kuno, asbak eropa tahun 1910, jam keramik, dan masih banyak lagi. Dari total yang dia punya, 500 koleksi di antaranya sudah dikurasi.
“Koleksi itu bukan sekadar benda mati, melainkan pengingat akan masa kejayaan kretek Kudus yang tidak ternilai. Maka ini bisa menjadi bahan pengetahuan generasi muda untuk bisa mendalami sejarah kretek di Kudus,” imbuhnya.
Editor: Haikal Rosyada