BETANEWS.ID, PATI – Puluhan petani dari Desa Pundenrejo, Kecamatan Tayu, harus menelan kekecewaan usai upaya mereka untuk bertemu Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, berakhir tanpa hasil. Meski telah menunggu selama 3,5 jam, harapan mereka kandas di balik pagar Pendopo Kabupaten Pati.
Kehadiran para petani di alun-alun Pati sejak pukul 09.30, Selasa (27/5/2025), bukan tanpa alasan. Mereka mendengar Gubernur akan menggelar acara dialog rakyat. Berbekal semangat untuk menyampaikan aspirasi, mereka berharap bisa berbicara langsung dengan orang nomor satu di Jawa Tengah itu.
Baca Juga: Kalau Kenaikan PBB di Atas 200 Persen, Sudewo Minta Warga Ngadu ke Kades
Namun, petani menyebut, petugas kepolisian dan Satpol PP yang berjaga tidak mengizinkan mereka masuk, karena alasan tak memiliki undangan.
“Kami datang ingin dialog atau ketemu, tapi gak boleh sama aparat. Baik polisi maupun satpol PP,” ujar Sarmin, perwakilan petani.
Dari luar pagar sisi timur pendopo, mereka menanti. Waktu terus berlalu, namun izin untuk masuk tak kunjung datang. Harapan terakhir pun muncul saat rombongan Gubernur meninggalkan pendopo. Para petani berteriak, berharap suaranya terdengar. Tapi hanya lambaian tangan dari balik kaca mobil yang mereka dapat.
“Padahal kami ingin bertemu dengan bapaknya,” kata Sarmin kecewa.
Sarmin menegaskan, maksud kedatangan mereka bukan untuk membuat keributan, melainkan menyampaikan keresahan yang selama ini mereka pendam. Mereka ingin agar Gubernur mengetahui permasalahan pelik yang dialami petani di Germapun.
“Karena sekarang yang terjadi justru menyedihkan. Penindasan oleh orang tak bertanggung jawab. Merusak rumah di desa Pundenrejo oleh orang yang mengenakan topeng,” imbuhnya.
Baca Juga: Sudah Sepekan Banjir Rob Terjang Desa Tunggulsari Tayu
Menurutnya, ada empat rumah yang sudah dirusak oleh oknum tak dikenal. Pemiliknya kini bertahan di rumah dalam kondisi memprihatinkan.
“Kami harap Pak Gubernur atau pemkab mau ketemu. Kami ingin menyampaikan aspirasi. Tapi tidak bisa ketemu karena dihalang-halangi,” ucap Sarmin.
Editor: Haikal Rosyada