31 C
Kudus
Kamis, April 24, 2025

Warga Geruduk Lokasi Tambang di Sukolilo

BETANEWS.ID, PATI – Puluhan warga yang tergabung dalam Aliansi Sukolilo Bangkit menggeruduk lokasi tambang yang berada di kawasan Desa Baleadi, Kecamatan Sukolilo, Pati pada Senin (14/4/2025).

Sebelum menggeruduk lokasi tambang, warga terlebih dahulu mendatangi Mapolsek Sukolilo. Sempat berorasi sebentar di halaman mapolsek, namun kantor terlihat sepi. Hanya satu petugas yang menemui pendemo.

Baca Juga: Ketua JMPPK ‘Senggol’ Kapolsek Sukolilo Terkait Tambang

-Advertisement-

Usai menggeruduk Mapolsek Sukolilo, massa kemudian bergerak menuju tambang. Menggunakan sepeda motor dan mobil bak terbuka, warga melakukan konvoi menuju lokasi tambang.

Setiba di lokasi yang berdekatan dengan lokasi tambang, massa kemudian berjalan kaki. Dengan membawa bendera merah putih, karton maupun kardus yang bertuliskan berbagai tuntutan dan protes warga terkait aktivitas penambangan, warga menuju titik lokasi tambang.

Hujan deras yang mengguyur tak menyurutkan warga untuk menyuarakan aspirasi mereka yang menuntut agar tambang ditutup.

“Kami sudah puluhan tahun bersabar melihat pertambangan ilegal. Kejahatan dibiarkan terjadi bertahun-tahun oleh aparat,” ujar Koordinator Sukolilo Bangkit, Slamet Riyanto.

Slamet menegaskan bahwa tambang tersebut belum mengantongi izin. Sehingga ia menyayangkan belum ada tindakan dari aparat penegak hukum belum melakukan tindakan.

“Kami ke sini karena kesabaran memuncak. Seharusnya ditutup tambang ilegal ini. Karena sampai saat ini belum ada penutupan sama sekali,” ungkapnya.

Menurutnya, tambang ilegal ini berdampak kepada masyarakat karena penyebab terjadinya bencana. Seperti bencana longsor yang terjadi di Kedungwinong Sukolilo dampak penambangan.

Ia menyebut ada 3 hektare lahan pertanian yang terdampak bencana longsor itu. Belum lagu disebut ada retakan tanah sepanjang ratusan meter. Selain tanah longsor, tambang ilegal juga dinilai menjadi penyebab banjir dan kekeringan.

“Dampaknya pertambangan ilegal salah satunya kalau muslim kemarau debit air berkurang. Kalau musim penghujan selalu banjir bandang. Kalau hujan seperti ini pasti ada banjir,” sebutnya.

Baca Juga: Banjir Terjang Desa Slungkep, Seorang Kakek Tewas Terseret Arus Sungai

Slamet mengaku selama ini warga telah melaporkan ke pihak pemerintah terkait penambangan ilegal itu. Namun, hingga kini belum ada tindakan.

“Kami selalu menyampaikan ke instansi terkait. ESDM, instansi pemerintah kabupaten seperti Dinas Lingkungan Hidup untuk menutup tambang ilegal ini. Tapi sampai hari ini faktanya belum ada penutupan,” pungkasnya.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER