31 C
Kudus
Jumat, April 18, 2025

Ketua JMPPK ‘Senggol’ Kapolsek Sukolilo Terkait Tambang

BETANEWS.ID, PATI – Ketua Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), Gunretno menyoroti aktivitas tambang yang berada di kawasan Sukolilo Pati. Menurutnya, kondisi tambang di Sukolilo sudah darurat.

Sebab, dengan adanya aktivitas tambang di wilayah Sukolilo atau Pegunungan Kendeng, yang nota bene merupakan rumah air, kini kondisinya sudah rusak. Apalagi, sudah ada beberapa kali kejadian longsor di lokasi tambang.

Baca Juga: Banjir Terjang Desa Slungkep, Seorang Kakek Tewas Terseret Arus Sungai

-Advertisement-

Baru-baru ini, peristiwa longsor kembali terjadi di lokasi tambang yang berada di Desa Kedungwinong, Sukolilo. Hal ini kemudian mendapatkan reaksi keras dari sejumlah warga. Mereka menuntut agar lokasi tambang tersebut ditutup, begitu juga dengan yang lain.

“Ini darurat sekali, dengan yang longsor ini, sudah ada bukti menjadikan bencana. Maka yang lain juga harus ditutup. Karena ini kalau dibiarkan, akan menjadikan bencana yang lebih besar, jadi ini harus ditutup, ” ujar Gunretno baru-baru ini.

Gunretno menyebut, bahwa pada 2023 lalu, peristiwa longsor di lokasi tambang sudah menimbulkan korban.

“Jadi pernah ada tahun 2023, longsor sampai truknya dan orangnya yang meninggal. Eskavatornya juga terguling,” ibunya.

Namun katanya, ketika polisi datang untuk memberikan police line, yang kemudian disusul tidak lama lagi mengambil alat berat.

“Tapi tiidak lama lagi, itu juga beroperasi. Dalam hal ini kami pertanyakan Pak Sahlan selaku kapolsek. Ini harus menjadi perhatian polisi, ” ungkapnya.

Karena menurut Gunretno, bagi masyarakat, apapun penegakan hukum itu dimulai dari polisi. Sebab, dalam hal ini dinilainya sudah melakukan pembiaran melakukan pengrusakan alam.

Sebelumnya, sejumlah warga yang mengatasnamakan Sukolilo Bangkit mendatangi gedung DPRD Pati pada Kamis (10/4/2025). Belasan warga tersebut kemudian ditemui perwakilan Komisi A dan Komisi C DPRD Pati.

Selamet Riyanto, Ketua Sukolilo Bangkit menyampaikan, kedatangan mereka menemui dewan, untuk menyampaikan aspirasi warga terkait musibah longsor yang terjadi di Kedungwinong, Kecamatan Sukolilo, Pati belum lama ini.

“Alhamdulilah kita ditemui. Kami menyampaikan aspirasi masyarakat kendeng terutama terkait longsor di Kedungwinong, terutamanya tambang yang longsor itu segera ditutup, ” ujarnya.

Bukan hanya tambang yang longsor itu saja, ia meminta agar semua tambang ilegal di Sukolilo ditutup. Apalagi, dampak penambangan di wilayah Sukolilo menurutnya tidak ada manfaatnya bagi masyarakat setempat.

“Hanya beberapa orang saja yang diuntungkan. Yang jelas itu tambang ilegal, ” imbuhnya.

Selamet menegaskan, bahwa aktivitas penambangan tersebut juga berdampak negatif. Seperti halnya, terjadinya longsor, pencemaran lingkungan, kurangnya debit air, debu jalanan, suara bising dari alat berat, tonase yang berlebih hingga berdampak pada jalan yang rusak.

Ia menyebut, di Sukolilo, ada beberapa wilayah yang menjadi lokasi pertambangan. Yakni di Desa Kedungwinong, Wegil dan Pakem. Dari lokasi itu, disebutnya ada belasan penambangan ilegal.

Baca Juga: Antusias Warga urus Pajak Kendaraan Tinggi, Petugas Samsat Pati Sampai Lembur

Lebih lanjut ia menyampaikan, bahwa untuk lokasi penambangan yang longsor di Kedungwinong beberapa hari lalu itu, luasnya ada sekitar dua hektare.

“Ditambah lagi retakan yang ada di atas. Keretakan ini diindikasikan akan longsor lagi. Ini membuat petani dirugikan,” ucapnya.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER