BETANEWS.ID, PATI – Area petilasan Eyang Sukmonyono yang ada di Dukuh Mojosemi, Desa Mojoagung, Kecamatan Trangkil, Pati, dipadati ribuan orang pada Rabu (30/4/2025). Mereka tidak hanya berasal dari desa setempat saja, namun banyak juga yang berasal dari luar desa.
Ribuan warga tersebut berdesakan untuk menyaksikan kirab budaya sedekah bumi Dukuh Mojosemi.
Baca Juga: Ngaji Bareng Mbak-mbak LC di Pati, Gus Miftah Bilang Tak Akan Tinggalkan Dunia Malam
Beberapa gunungan yang berisi hasil bumi yang ikut dikirab dalam acara tersebut.
Begitu gunungan sampai di pertigaan area petilasan Eyang Sukmoyono, warga yang sudah menunggu langsung menyerbu gunungan itu. Bahkan, warga rela jatuh bangun untuk mendapatkan isi gunungan.
Jumisih, salah satu warga, yang ikut berebut gunungan itu menyebut, kalau dirinya ikut berebut mendapatkan isi gunungan itu, di antaranya adalah untuk ngalap berkah.
“Ya untuk keberkahan saja, Pak. Ikut ngalap berkah. Mudah-mudahan rezekinya diberi kelancaran. Ini tadi dapat nanas, ada gambas dan juga kacang, ” ujarnya.
Sementara itu, Edi Suwarlan, Kasi Pemerintahan Desa Mojoagung mengatakan, untuk gunungan yang di kirab dalam sedekah bumi tersebut sebanyak delapan.Gunungan ini berasal dari masing-masing RT yang ada di Dukuh Mojosemi.
Menurutnya, kirab sedekah bumi yang digelar di Dukuh Mojosemi tersebut, merupakan bentuk kecintaan yang luar biasa dari warga untuk menghormati leluhur atau cikal bakal desa tersebut.
“Ini sebagai bentuk kecintaan yang luar biasa dalam menghormati leluhur dan pemerintah desa. Harapannya warga mendapatkan berkah dari Eyang Sukmonyono, yang merupakan cikal bakal desa Mojoagung dan cikal bakal Kabupaten Pati,” ucapnya.
Baca Juga: Gegara Klakson, Bapak dan Anak di Sukolilo Aniaya Tetangga hingga Luka-Luka
Abdul Rohman, Juru Kunci Punden Eyang Sukmonyono menambahkan, bahwa sedekah bumi yang digelar tersebut merupakan cara untuk melestarikan budaya leluhur yang telah diajarkan sejak dulu.
“Ini diadakan satu tahun sekali, yaitu kalau pada penanggalan Jawa itu bulan Apit. Nah kalau di Dukuh Mojoagung ini, biasanya jari Rabu Pahing,” ungkapnya.
Editor: Haikal Rosyada