BETANEWS.ID, KUDUS – PT Djarum melalui Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) turut serta dalam pelestarian lingkungan, tak hanya di Kabupaten Kudus tetapi juga di Pulau Jawa, Sumatra, dan Bali. Total, perusahaan yang berpusat di Kota Kretek tersebut sudah menanam jutaan pohon dan mangrove.
Director of Communications Djarum Foundation, Mutiara Diah Asmara, menyampaikan, lahir, tumbuh, dan berkembang bersama lingkungan itulah filosofi Djarum Foundation.
“Melalui lima pilar bakti, Djarum Foundation mengusung misi turut memajukan Indonesia menjadi negara digdaya yang seutuhnya, yakni bakti sosial, bakti olahraga, bakti lingkungan, bakti pendidikan dan bakti budaya,” ujar Mutiara saat sambutan pada acara inagurasi gerakan digital Kudus Asik di Djarum OASIS Kretek Factory Kabupaten Kudus, belum lama ini.
Baca juga: Kudus ASIK, Inisiasi Djarum Foundation Wujudkan Kudus Apik dan Resik
Didirikan pada 1979 di Kabupaten Kudus, tutur Mutiara, BLDF telah menanam lebih dari tiga juta pohon. Rinciannya, pohon trembesi yang ada di tepi sepanjang Jalan Pantura, sepanjang Jalan Tol Trans Jawa, dan Jalan Tol Trans Sumatra.
“Kurang lebih saat ini mencapai panjang 3.300 kilometer. Jutaan pohon tersebut berpotensi mampu menyerap 4,6 juta ton karbondioksida atau CO2 setiap tahun,” bebernya.
Tak berhenti di situ, kata Mutiara, pelestarian lingkungan BLDF berlanjut dengan penanaman mangrove. Hingga saat ini pihaknya telah menanam kurang lebih 1,1 juta pohon mangrove di pesisir pantai di Jawa dan Bali.
“Hal itu sebagai upaya pencegahan terjadinya abrasi yang lebih parah di pesisir pantai utara Jawa dan di Pulau Bali,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Mutiara, pada 2022 pihaknya melihat pentingnya peran aktif generasi muda dalam mempertahankan lingkungan berkelanjutan di Kabupaten Kudus. maka BLDF menginisiasi sebuah platform yang dinamakan Kudus Asik atau Kudus Apik Resik yang saat ini mempunyai 32 ribu pengikut.
Baca juga: Djarum Foundation Hijaukan 567 Hektare Bukit Patiayam Hanya dalam 4 Tahun
“Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong kesadaran lintas sektor. Khususnya generasi muda di Kabupaten Kudus untuk bergerak bersama, menjaga lingkungan dan memilah sampah, termasuk di dalamnya adalah sampah organik,” jelasnya.
Apalagi, kata dia, sejak 2018 BLDF telah mempunyai Pusat Pengolahan Organik (PPO) di Djarum OASIS Kretek Factory di Kabupaten Kudus. Menurutnya, PPO tersebut mampu mengolah 50 ton sampah organik setiap hari.
“Di PPO sampah organik diolah jadi kompos. Tujuannya tentu untuk mengurangi timbunan sampah organik di Kudus dan tentunya menjaga kebersihan lingkungan,” jelasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin