31 C
Kudus
Kamis, Maret 20, 2025

Pedagang Mainan Gerabah Mulai Ngelapak, Tradisi Dandangan Makin Dekat

BETANEWS.ID, KUDUS – Tradisi Dandangan yang selalu dinanti menjelang Ramadan mulai terasa dengan hadirnya para pedagang musiman. Terlihat sejumlah penjual mainan gerabah atau kreweng sudah mulai berdatangan dan menjajakan mainan khas Jepara di berbagai titik. Slah satunya terlihat di Jalan Puger, Desa Demaan dan Jalan Kiai Telingsing. 

Meski tradisi peninggalan Sunan Kudus itu belum mulai, mereka lebih memilih datang lebih awal untuk menarik pembeli.

Salah seorang penjual kreweng, Hartatik (62), mengaku, sudah puluhan tahun berjualan di Dandangan. Tahun ini, ia mulai mendasarkan dagangannya sejak Sabtu (8/2/2025) di perempatan Kojan, Desa Demaan.

-Advertisement-

Baca juga: Perputaran Uang di Dandangan 2025 Diperkirakan Naik Rp1 M Dibanding Tahun Lalu

“Dari dulu memang seperti ini. Saya mulai sebelum Dandangan dimulai, untuk pemantik pembeli agar nantinya mereka berdatangan ke Dandangan,” kata wanita yang berasal dari Desa Mayong Lor, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara itu, Kamis (13/2/2025).

Ia menjual berbagai mainan, seperti kreweng, celengan, dan mainan anak dengan harga mulai Rp3.000 hingga Rp80.000. Menurutnya, selama kurang lebih lima hari ini membuka lapak, kondisinya masih sepi.

“Setiap hari tetap ada pemasukan sedikit demi sedikit. Cukuplah buat makan dan kebutuhan lainnya,” ujarnya. 

Ia menyampaikan, selain event Dandangan, dia juga sering tampil dalam event-event besar seperti syawalan di Jepara dan Sekaten di Solo.

Baca juga: Serunya Anak-Anak di Kudus Diajari Cari Uang di Pasar, Ditarget Dapat Rp100 Ribu

Tak hanya di perempatan Kojan, di Jalan Kiai Telingsing juga terdapat banyaknya penjual kreweng. Salah satu dari mereka adalah Ngatipah (60). Pedagang gerabah asal Mayong yang sudah berjualan di event Tradisi Dandangan sejak 2001 lalu.

Ia mengatakan, sejak buka Rabu (13/2/2025) kemarin, belum ada pembeli sama sekali yang membeli dagangannya. Meski begitu, ia tak putus asa berjualan kreweng, karena ia sadar di rumah tidak ada kerjaan lainnya.

“Ini membawa lima keranjang gerabah kreweng, tiga milik sendiri dan dua keranjang milik bakul alias utang. Satu keranjang berisi 300 remitan gerabah dengan harga per biji mulai Rp3.000,” jelasnya.

Ngatipah menyewa lapak berukuran 4×6 meter dengan harga Rp300.000, belum termasuk biaya listrik. Ia bahkan memilih tidur di lokasi hingga event Dandangan selesai demi menghemat pengeluaran. 

Bati (keuntungan) sebenarnya tipis, karena semua bayar, mulai dari tempat, lampu, sampai barang dagangan,” tuturnya.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER