31 C
Kudus
Selasa, Februari 11, 2025

Komunitas Peka Rencanakan Tanam Ribuan Pohon di Lereng Muria

BETANEWS.ID, KUDUS – Komunitas Pegiat Konservasi Muria (Peka) berencana menanam ribuan pohon di tiga titik kawasan Pegunungan Muria pada 2025 ini. Hal itu dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan di wilayah lereng Muria. 

Lokasi yang menjadi fokus penghijauan di wilayah itu adalah Goa Jepang, Puncak 29, dan Puncak Argo Piloso. Mengingat tiga titik tersebut yang saat ini dianggap membutuhkan konservasi demi keseimbangan ekosistem hutan.

Baca Juga: Burjo dan Biliar Depan SPBU Peganjaran Tertimpa Pohon Tumbang, Kerugian Ditaksir Rp70 Juta 

-Advertisement-

Ketua Komunitas Peka, Teguh Budi Wiyono, menjelaskan, setidaknya ada sebanyak 1.200 pohon dari dua jenis, meliputi bambu petung 200 bibit dan ficus 1.000 bibit. Bambu petung akan ditanam di kanan dan kiri sungai untuk mencegah longsor serta menjaga kualitas air tanah. 

“Bambu ini bisa menyaring air sebelum masuk ke mata air, sehingga lebih bersih. Selain itu, tanaman ini juga membuat area sekitar sungai lebih rimbun dan bisa menahan air lebih lama, sehingga meskipun musim kemarau panjang, air masih tersedia,” bebernya, belum lama ini.

Sementara itu, pohon ficus ditanam untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan habitat satwa liar di Muria, termasuk macan tutul. Menurutnya, konservasi yang dilakukan itu rutin dilakukan setiap tahun. Di tahun ini, penanamannya lebih banyak dari tahun lalu. 

“Kalau tahun 2024 sekitar 1.000 pohon. Pohon-pohon ini sangat penting karena buahnya menjadi sumber makanan bagi berbagai satwa, seperti burung, keluarga musang, monyet, lutung, dan macan Muria,” ungkpanya.

Teguh menyebut, bahwa tingkat keberhasilan penanaman pohon pada tahun sebelumnya bisa dibilang berhasil. Di mana pohon yang hidup hingga kini mencapai 50 persen. 

“sekitar di sekitar Goa Jepang, sebagian besar tanaman berhasil tumbuh, sedangkan di Argo Piloso sekitar 50 persen. Sedangkan untuk Puncak 29, kami belum melakukan monitoring kembali,” jelasnya.

Pemilihan lokasi penghijauan bukan tanpa alasan. Menurutnya, Puncak 29 merupakan area bekas longsor, sedangkan Argo Piloso pernah mengalami kebakaran hebat pada 2015 dan kini baru sekitar lima persen baru proses pemulihan dari lahan yang terbakar.

“Proses penghijauan ini masih panjang, sehingga kami fokuskan di tiga titik ini terlebih dahulu sebelum memperluas ke area lain,” kata Teguh.

Baca Juga: PAD Dishub Kudus 2024 Tercapai Rp2,6 Miliar, Parkir Penyumbang Terbesar

Ia menambahkan, dalam kegiatan konservasi hutan itu, pihaknya dibantu Bhakti Lingkungan Djarum Foundation. Apalagi bibit yang ditanam tersebut merupakan suport dari Bhakti Lingkungan Djarum Foundation.

“Harapannya dengan kegiatan ini dapat mengembalikan kelestarian habitat, menjaga sumber mata air, serta mengurangi risiko bencana seperti banjir dan tanah longsor,” imbuhnya.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
153,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER