31 C
Kudus
Selasa, Februari 11, 2025

Pengelolaan Sampah di Kudus Akan Gunakan Sistem RDF

BETANEWS.ID, KUDUS – Persoalan sampah di Kabupaten Kudus makin pelik usai penyegelan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kamis (16/1/2025). Bupati Kudus terpilih dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pun sepakat penggunaan teknologi untuk penanganan sampah. 

Bupati Kudus Terpilih, Sam’ani Intakoris, menyampaikan, saat ini penanganan darurat masih dilakukan di TPA Tanjungrejo. Total ada enam alat berat melakukan penanganan darurat. 

“Kita juga sudah beri masukan kepada Penjabat (Pj) Bupati Kudus untuk koordinasi dengan daerah tetangga untuk pembuangan sampah,” ujar Sam’ani usai ikut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) di Pendopo Kudus, belum lama ini.

-Advertisement-

Baca juga: Warga Jengah Sampai Segel TPA Tanjungrejo, Ternyata Sampah Hanya Diproses Pemulung

Untuk penanganan sampah jangka panjang, Sam’ani mengaku sudah bicara dengan ketua DPRD Kudus akan menggunakan sistem Refuse Derived Fuel (RDF) dengan menggandeng pihak swasta. 

“Untuk lokasinya bisa baru atau di TPA Tanjungrejo. Tetapi kalau saya cenderung di TPA Tanjungrejo, karena yang sudah ada sampahnya,” beber Sam’ani. 

Disinggung kapan penerapan pengolahan sampah menggunakan sistem RDF di Kudus, Sam’ani mengatakan, mungkin pada 2026. Sebab, tuturnya, pada tahun 2025 akan dilakukan studi atau kajiannya. 

“Sistem RDF mungkin baru di diaplikasikan di Kudus antara 2026 dan 2027. Tahun 2025 studinya,” ungkapnya. 

Ketua DPRD Kudus, Masan, menambahkan, pengolahan sampah sistem RDF baru membutuhkan investasi yang cukup besar. Menurutnya, investasi bisa lebih dari Rp25 miliar per lokasi.

Baca juga: Anggota DPRD Kudus Desak Pj Bupati Gunakan Dana TT untuk Atasi Sampah

“TPA Tanjungrejo harus mulai dimasukkan teknologi. Hanggarnya sudah ada, lahannya sudah ada. Tinggal memasukan mesin. Kalau begitu investasinya gak sampai Rp 5 miliar. Kebutuhannya hanya untuk mesin dan instalasi,” ujar Masan di lokasi yang sama. 

Namun yang tak kalah penting, kata Masan, masyarakat harus sudah mau memilah sampah dari tingkat rumah tangga. Sebab, ketika itu tidak dilakukan, program pengolahan sampah menggunakan teknologi juga tidak akan jalan.

“Jadi tidak semua sampah diangkut ke TPA, kalau itu dilakukan pengolahan sampah tidak jalan. Mesinnya yang gak kuat,” bebernya.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
153,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER