BETANEWS.ID, KUDUS – Pembeli terlihat datang silih berganti ke Kedai Es Degan di Jalan Kapten Ali Mahmudi, Desa Bacin, Kecamatan Bae, Kudus. Mereka dilayani denan cekatan oleh Liya (32).
Tampak ia memasukkan gula aren ke dalam plastik, menambahkan es batu, lalu mengikatnya dengan rapi. Jika ada yang meminumnya di tempat, maka ia meracil hal yangs ama di dalam gelas.
Kedai sederhana yang dikelola Liya bersama suaminya itu memang dikenal masyarakat sekitar, terutama es degannya yang disajikan dengan gula aren asli. Selain es degan, kedainya juga menyediakan es teler dan es campur.
Baca juga: Mencicipi Es Pelangi di Damaran Kudus yang Isiannya Banyak Banget
“Es degan di sini pakai gula aren asli 100 persen, bukan gula buatan atau manisan. Makanya banyak pembeli yang datang lagi,” tutur Liya ketika dijumpai beberapa pekan lalu.
Kedai Es Degan milik Liya telah berdiri sejak 2019, sebelum pandemi melanda. Meski demikian, ketika Covid-19 merebak, kedainya justru semakin ramai karena banyak pelanggan percaya bahwa air kelapa muda dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
“Alhamdulillah, saat covid malah makin ramai yang beli degan. Mungkin mereka yakin kalau degan bisa bantu menangkal virus,” ujarnya.
Baca juga: Es Teler di Pasuruhan Lor Ini Isiannya Banyak, Langsung jadi Primadona Warga Kudus
Dalam sehari, kedainya bisa menghabiskan lebih dari 50 buah kelapa muda dan menghasilkan omzet hingga Rp1 juta. Pada Ramadan, angka itu meningkat drastis hingga mencapai 100 buah kelapa per hari.
“Sehari biasanya bisa habis 50 degan lebih, apalagi pas Ramadan bisa sampai 100 lebih. Harga tetap Rp4.000 per gelas, baik hari biasa maupun Ramadan,” tambah Liya.
Penulis: Sania Nailul Muna, Mahasiswa Magang PBSI UMK
Editor: Ahmad Rosyidi
