31 C
Kudus
Minggu, Januari 19, 2025

Dispertan Kudus Siapkan Strategi Tingkatkan Hasil Pertanian

BETANEWS.ID, KUDUS – Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus saat ini mengupayakan sistem pertanian terintegrasi sebagai langkah strategis untuk meningkatkan hasil produksi pertanian sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem. Program ini menggabungkan tiga sektor utama, yakni pertanian, peternakan, dan perikanan, dalam satu sistem terpadu yang saling mendukung.

Kepala Bidang Peternakan Dispertan Kudus, Agus Setiawan menjelaskan, konsep yang ingin dibangun itu bertujuan untuk menciptakan produktivitas yang saling menguntungkan antar sektor. Tak hanya hasil, konsep tersebut juga bisa menjaga ekosistem yang efektif.

Baca Juga: Mahasiswi Asal Demak Jual Video Porno Dirinya, Hasilnya Buat Perawatan dan Judol

-Advertisement-

“Sistem pertanian antar sektor dalam satu kesatuan ini meliputi pertanian, peternakan, dan perikanan. Dengan sistem itu, semuanya saling terintegrasi, tidak terpisahkan, dan saling mengikat,” ujarnya saat ditemui di ruang kerja, belum lama ini.

Agus menuturkan, output yang dihasilkan dari konsep ini bersifat ramah lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari peternakan dan perikanan akan diolah kembali menjadi sumber daya yang bermanfaat. Dimana limbah peternakan menjadi pupuk dalam pertanian dan sangat berpotensi untuk mendorong tingkat produktivitas.

“Sedangkan limbah peternakan bisa mendorong produktivitas pertanian maupun perikanan. Limbah perikanan, misalnya, dapat didaur ulang menjadi unsur hara bagi tanaman,” jelasnya.

Dalam implementasinya, air hasil budidaya ikan akan digunakan untuk menyuburkan lahan pertanian, sementara limbah organik dapat dimanfaatkan sebagai pakan maggot. Maggot yang dihasilkan selanjutnya digunakan sebagai pakan ikan, sehingga tercipta siklus berkelanjutan. 

“Konsep ini benar-benar ramah lingkungan dan menghasilkan produk yang berkualitas, baik itu pertanian organik maupun perikanan. Tentu untuk hasil akan lebih menguntungkan,” ungkapnya.

Salah satu keunggulan dari sistem ini adalah tidak menggunakan pupuk kimia atau pestisida, sehingga menjaga rantai ekosistem alami. 

“Hama dalam ekosistem itu adalah bagian dari rantai makanan. Selama ekosistem terjaga, serangga hama tidak akan berkembang melebihi ambang batas karena keberadaan serangga antagonis yang mengontrol populasinya,” terang Agus.

Baca Juga: Pertamina Antisipasi Lonjakan Konsumsi BBM di Jateng-DIY Selama Nataru

Ia juga menyebut pentingnya keterlibatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpikiran maju untuk mendukung konsep ini. Maka dari itu, peran petani milenial sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan konsep yang cukup menarik tersebut.

“Harapannya, ini menjadi strategi bagi petani milenial yang lebih berpikiran maju dan mampu memanfaatkan teknologi. Nanti untuk pelaksanaannya, saya ingin membuat demplot pribadi, sebagai percontohan untuk menindaklanjuti konsep ini,” imbuhnya.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER