BETANEWS.ID, JEPARA – Berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan di Kabupaten Jepara bakal terjadi hingga Maret 2025 dan baru berakhir pada April 2025.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulan Bencana Derah (BPBD) Kabupaten Jepara, Arwin Noor Isdiyanto, menjelaskan, pada Desember 2024, curah hujan masuk dalam kategori tinggi. Kemudian Januari 2025 masuk dalam kategori sangat tinggi, Februari 2025 tinggi sekali, Maret 2025 mulai menurun, dan curah hujan diprediksi baru selesai pada April.
“Untuk itu kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terutama di daerah yang masuk zona rawan banjir, longsor, dan angin kencang,” katanya usai pelaksanaan Apel Kesiapsiagaan Bencana di Halaman Mapolres Jepara, Senin (9/12/2024).
Baca juga: Tak Bisa Melaut Akibat Cuaca Buruk, Nelayan Jepara Berharap Bantuan
BPBD juga telah melakukan pemetaan terhadap daerah yang rawan bencana. Untuk daerah rawan banjir berada di 11 kecamatan, yaitu Kecamatan Welahan, Mayong, Nalumsari, Kalinyamatan, Kedung, Pecangaan, Tahunan, Jepara, Bangsri, Mlonggo, dan Donorojo.
Kemudian untuk daerah yang berpotensi mengalami bencana tanah longsor berada di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Keling, Kembang, Batealit, dan Mayong.
Sementara angin kencang atau puting beliung berpotensi melanda daerah terbuka, meliputi Kecamatan Tahunan, Mlonggo, Bangsri, Pecangaan, Kalinyamatan, dan Kedung. Di wilayah pesisir, abrasi pantai dan banjir rob juga menjadi ancaman tambahan. Fenomena petir juga diperkirakan terjadi di seluruh wilayah Jepara.
Baca juga: Penangkaran Ikan Hiu dan Penginapan di Pulau Menjangan Karimunjawa Terbakar
“Kami sudah memetakan potensi-potensi bencana, dan menyiapkan sarana, serta anggaran untuk penanggulangan. Termasuk dana Belanja Tidak Terduga (BTT) dan Dana Siap Pakai (DSP) dari pusat,” jelasnya.
Apel kesiapsiagaan diakhiri dengan pemeriksaan kendaraan operasional dan peralatan darurat. Pemerintah berharap persiapan ini mampu meminimalkan dampak bencana yang sering melanda Jepara saat musim hujan.
Editor: Ahmad Muhlisin
