BETANEWS.ID, KUDUS – Chamdawati terlihat membuat tas dari sampah plastik di kediamannya, Desa Prambatan Lor RT 7 RW 3, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Melalui tangan terampilnya, wanita berusia 55 tahun itu sudah membuat beberapa kerajinan dengan nilai jual cukup tinggi.
Pemilik Imafadina Craft itu sudah tujuh tahun berkecimpung dalam dunia daur ulang sampah anorganik. Upayanya itu bermula dari keresahannya pada sampah plastik yang tak bisa diurai oleh tanah.
Lewat Bank Sampah Madya Kusuma Posko 3, ia rutin mengumpulkan sampah anorganik dari warga sekitar setiap bulan. Sampah itu berupa botol bekas, kardus, hingga bungkus kopi.
Baca juga: PTSP Gondosari Kudus Berhasil Sulap Sampah Jadi Produk Bernilai Jual Tinggi
“Sampah yang dikumpulkan itu lalu dipilah dan sampah plastiknya saya beli untuk membuat beberapa kerajinan ini,” bebernya, Rabu (30/10/2024).
Melalui karyanya, Chamdawati juga ingin memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih sadar terhadap sampah. Hasil karyanya pun bervariasi, mulai dari gantungan kunci, bros, tas, hingga tikar berukuran 2,5 meter x 2 meter. Harganya mulai Rp15 ribu hingga Rp1,5 juta. Untuk membuat satu produk, ia membutuhkan waktu satu minggu.
“Untuk prosesnya memang agak lama dan membutuhkan kesabaran. Setelah menjadikan sebuah produk yang terlihat bagus, akan lebih bersemangat untuk membuatnya lagi,” beber dia.
Meski awalnya hanya dipasarkan dari mulut ke mulut di sekitar Kudus, kreasinya kini mulai diminati berbagai kalangan. Bahkan, produknya itu paling jauh sudah terjual hingga Yogyakarta.
Baca juga: Biasa Jadi Sampah dan Berceceran, Daun Bambu Ternyata Bisa Hasilkan Cuan, Kok Bisa?
Dengan motivasi menjaga lingkungan, ia bertekad mengelola sampah mulai dari rumah tangga dan menanamkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah sejak dini.
Dia mengaku, belajar semua keterampilan itu secara otodidak. Dirinya juga suka dengan dunia kreasi sedari kecil.
“Sejak kecil memang suka berkreasi, dan sekarang saya bisa membantu lingkungan dengan cara yang saya cintai,” ungkapnya.
Editor: Ahmad Muhlisin
